Ayat tersebut mengindikasikan adanya campuran antara unsur yang datang dari laki-laki dan wanita dalam pembentukan embrio. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ مِنْ نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." (QS Al Insan: 2)
Kata "setetes mani" dalam ayat tersebut adalah terjemahan dari bahasa Arab "nutfatin amsyaj" yang artinya "bercampur", yaitu bercampurnya air mani yang berasal dari laki-laki dan perempuan.
Kata "nabtalihi" pada ayat itu dalam bahasa Arab artinya yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), yakni Kami menciptakannya karena Kami ingin mengujinya dengan kebaikan dan keburukan serta dengan beban syariat.
Selanjutnya, kata "faja'alahu sami’an basira" pada ayat tersebut dalam bahasa Arab artinya karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat, yakni Kami menciptakan baginya pancaindera agar memudahkannya untuk memahami, sehingga memungkinkan untuk diberi ujian dan cobaan.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)