BACAAN niat sholat tarawih berjamaah dan sendiri lengkap dengan tulisan Arab, latin, terjemahannya. Sholat tarawih dilaksanakan setiap malam bulan Ramadhan setelah sholat fardhu Isya.
Sholat tarawih bisa dilakukan secara berjamaah atau sendiri. Maka itu, penting mengetahui niat hingga tata caranya.
Niat Sholat Tarawih Berjamaah
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushalli sunnatat Tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an ma'muman lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Tarawih Sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushalli sunnatat tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an imaman lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
Hukum Niat Sholat Tarawih
Pada dasarnya niat cukup diungkapkan dalam hati, tidak perlu dilafadzkan. Pasalnya niat adalah al-qashdu yang artinya keinginan mengerjakan sesuatu. Ditambah lagi hingga kini belum ditemui adanya dalil shahih mengenai membaca niat.
Letak niat adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafadzkan niat. Berarti, niat dalam hati saja sudah teranggap sahnya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR Bukhari nomor 1 dan Muslim: 1907)
Ulama Syafi'iyah yaitu Asy-Syarbini rahimahullah mengatakan:
وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ ، وَلَا تَكْفِي بِاللِّسَانِ قَطْعًا ، وَلَا يُشْتَرَطُ التَّلَفُّظُ بِهَا قَطْعًا كَمَا قَالَهُ فِي الرَّوْضَةِ
Artinya: "Niat letaknya dalam hati dan tidak perlu sama sekali dilafazhkan. Niat sama sekali tidak disyaratkan untuk dilafazhkan sebagaimana ditegaskan oleh An-Nawawi dalam Ar-Roudhoh." (Mughnil Muhtaj, 1/620)
Pendapat ulama Syafi'iyah makin kuat dengan perkataan Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan:
وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَا الْقَلْبُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ ؛ فَإِنْ نَوَى بِقَلْبِهِ وَلَمْ يَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِ أَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُ بِاتِّفَاقِهِمْ
Artinya: "Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama." (Majmu’ Al Fatawa, 18/262)
Doa Setelah Sholat Tarawih dan Witir
Setelah sholat tarawih, dilanjutkan sholat witir atau penutup. Jumlah rakaatnya ganjil, boleh 1 atau 3 rakaat. Adapun tata cara sholat witir sama seperti sholat pada umumnya. Jika hanya 1 rakaat, maka setelah sujud kedua langsung tasyahud akhir dan salam.
Jika sholat witir 3 rakaat ada dua cara. Boleh mengerjakan 1 rakaat lalu salam dan dilanjutkan 2 rakaat kemudian salam. Bisa juga langsung 3 rakaat lalu salam.
Terdapat doa setelah sholat witir. Berikut ini lafadznya:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ
Arab latin: Subbuuhun qudduusur robbunaa wa robbul-malaa-'ikati warruuh.
Artinya: "Maha Suci lagi Maha Qudus Tuhan kami, Tuhan seluruh Malaikat dan Ruh."
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)