5 Dosa Ini Bisa Menghapus Pahala Puasa Ramadhan

Hantoro, Jurnalis
Kamis 14 Maret 2024 15:01 WIB
Ilustrasi perbuatan dosa penghapus pahala puasa Ramadhan. (Foto: Unsplash)
Share :

TERUNGKAP 5 dosa ini bisa menghapus pahala puasa Ramadhan. Kaum Muslimin pun diimbau jangan sampai melakukannya karena tidak akan mendapatkan apa-apa dari ibadah puasa Ramadhan yang dikerjakan, kecuali lapar dan dahaga. 

Adanya dosa yang bisa bisa menghapus pahala puasa Ramadhan sebagaiama sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Artinya: "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR Ath-Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syekh Al Albani dalam Shahih At-Targib wa At-Tarhib nomor 1084 mengatakan hadits ini shohih ligoirihi atau shohih dilihat dari jalur lainnya)

Apa saja perbuatan dosa penghapus pahala puasa Ramadhan itu? Berikut ini penjelasan lengkapnya, sebagaimana dihimpun dari Rumaysho.com

1. Berkata dusta

Inilah perkataan yang membuat puasa seorang Muslim bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR Bukhari nomor 1903)

Apa yang dimaksud dengan az zuur atau berkata dusta? Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan memfitnah (buhtan).

Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah) 

2. Berkata sia-sia (lagwu) dan kata-kata porno (rofats)

Perkataan lagwu dan rofats bisa membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

Artinya: "Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, 'Aku sedang puasa, aku sedang puasa'." (HR Ibnu Majah dan Hakim. Syekh Al Albani dalam Shahih At-Targib wa At-Tarhib nomor 1082 mengatakan hadits ini shahih) 

3. Melakukan berbagai maksiat

Ingatlah bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun hendaknya seorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram. Perhatikanlah petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al Hambali berikut:

"Ketahuilah, amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta'ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zalim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan." (Latho'if Al Ma'arif, 1/168, Asy-Syamilah)

Jabir bin 'Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus:

"Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja." (Lihat Latho'if Al Ma'arif, 1/168, Asy-Syamilah)

Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga, sedangkan maksiat masih terus dilakukan. Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.

Ibnu Rojab mengatakan:

أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ

"Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja."

4. Ghibah

Ghibah atau menggunjing bisa menghapus pahala puasa Ramadhan. Ghibah bahkan termasuk dosa besar, namun sedikit yang menyadarinya.

Dosa ghibah sudah disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al Hujurat: 12) 

5. Namimah

Namimah atau mengadu domba satu pihak dengan pihak lainnya sering menimbulkan kerusuhan atau cek-cok yang berkepanjangan. Maka itu, perbuatan ini jika dilakukan terus-menerus termasuk dosa besar (al kabair).

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut Kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda:

يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

"Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah)." (HR Bukhari nomor 216 dan Muslim: 292)

Itulah 5 dosa yang bisa menghapus pahala puasa Ramadhan. Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya