Mengapa Tawaf Dilakukan Sebanyak 7 Kali dan Berlawanan dengan Arah Jarum Jam? Ini Alasannya

Hantoro, Jurnalis
Selasa 28 Mei 2024 12:28 WIB
Jamaah haji tawaf mengelilingi Kakbah. (Foto: Shutterstock)
Share :

MENGAPA tawaf dilakukan sebanyak 7 kali dan berlawanan dengan arah jarum jam? Ini alasannya. Sangat penting diketahui para jamaah haji atau umrah.

Tawaf atau mengelilingi bangunan suci Kakbah di Masjidil Haram, Kota Makkah, Arab Saudi, menjadi salah satu prosesi bagi umat Islam yang menjalankan ibadah haji atau umrah. Tawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran. 

Tawaf dimulai dari Hajar Aswad (Batu Hitam) hingga kembali pada titik awal. Ternyata tawaf tidak sekadar prosesi ibadah haji atau umrah, tapi terdapat keistimewaan luar biasa besar di baliknya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

"Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." (QS Al Hajj: 29) 

Tawaf Tujuh Kali Putaran

Dikutip dari Muslim.or.id, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menjelaskan jumlah putaran yang dituntunkan untuk tawaf adalah tujuh kali. Hal ini tidak ada khilaf (perselisihan) di antara para ulama. Mayoritas ulama mengatakan bahwa tidak boleh kurang dari tujuh putaran.

Dijelaskan dalam riwayat Nafi –menantu Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma– yang bercerita:

كَانَ ابْنُ عُمَرَ رضي الله عنهما يَدْخُلُ مَكَّةَ ضُحًى، فَيَأْتِي الْبَيْتَ فَيَسْتَلِمُ الْحَجَرَ، وَيَقُولُ: بِسْمِ اللهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَرْمُلُ ثَلَاثَةَ أَطْوَافٍ، يَمْشِي مَا بَيْنَ الرُّكْنَيْنِ، فَإِذَا أَتَى عَلَى الْحَجَرِ اسْتَلَمَهُ، وَكَبَّرَ أَرْبَعَةَ أَطْوَافٍ مَشْيًا

"Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma masuk Makkah ketika waktu dhuha, lalu beliau mendatangi Kakbah, dan menyentuh Hajar Aswad, sambil mengucapkan, 'Bismillah, wallahu akbar.' Kemudian beliau lari-lari kecil tiga kali putaran, dan jalan antara Rukun Yamani dengan Rukun Hajar Aswad. Setelah sampai di Hajar Aswad, beliau menyentuhnya dan bertakbir, lalu keliling empat tawaf sambil berjalan. Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal ini." (HR Ahmad nomor 4628 dan dishahihkan Syekh Syuaib Al Arnauth) 

Bagaimana jika ragu dengan jumlah putaran? Apabila ragu, maka berpeganglah dengan yang yakin. Keragu-raguan tersebut tidak perlu ditoleh (dipedulikan).

Ibnul Mundzir mengatakan, "Yang kami ketahui dari para ulama bahwa mereka telah sepakat (ijma') dalam masalah ini dan karena itu adalah ibadah. Jika seseorang ragu-ragu di dalamnya, maka berpeganglah dengan yang yakin seperti halnya dalam sholat."

Menurut mayoritas ulama (ulama Syafi'iyah dan Hambali) berpegang dengan yang yakin di sini adalah mengambil yang paling sedikit. 

Tawaf Berlawanan Arah Jarum Jam

Dilansir "Buku Pintar Sains dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah" karya Dr Nadiah Thayyarah, putaran tawaf berlawanan dengan arah jarum jam, tapi searah dengan rotasi unsur anggota alam semesta seluruhnya, mulai dari atom hingga galaksi.

Bola bumi pun berotasi, demikian pula bulan yang mengelilingi bumi, dan keduanya berotasi mengelilingi matahari. Tata surya juga bergerak mengelilingi pusat galaksi, sementara galaksi bergerak mengitari kumpulan galaksi yang lebih besar.

Kumpulan galaksi raksasa tersebut bergerak mengitari sesuatu, dan itu adalah rahasia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semua rotasi tersebut bergerak sejalan dengan arah tawaf yang berlawanan arah dengan jarum jam.

Protein yang terkandung di dalam makhluk hidup terdiri atas lima unsur, yaitu karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan sulfur. Unsur-unsur tersebut menyatu dalam atom karbon secara rapi terstruktur, yaitu bergerak searah tawaf di area Kakbah.

Secara lazim diketahui bahwa yang menjadi pusat rotasi hanya satu. Demikian pula dengan Kakbah, yakni hanya satu yang dikelilingi oleh umat manusia. Begitu juga inti atom, hanya satu yang dikelilingi oleh elektron. Matahari pun satu adanya yang dikelilingi oleh planet anggota tata surya dan demikian seterusnya.

Jadi putaran tawaf tersebut sejalan dengan bergeraknya rotasi planet-planet di alam semesta. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan sesuatu berhubungan antara alam dengan manusia, dan sebagai bukti kuasa-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوا۟ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرَ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS Yunus: 61)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya