Cerita Abu Nawas Pakai Palu dan Pahat Atasi Masalah Anak Menteri Berisik Main Rebana

Hantoro, Jurnalis
Selasa 11 Juni 2024 04:11 WIB
Ilustrasi Abu Nawas selesaikan masalah anak menteri berisik main rebana. (Foto: YouTube Humor Sufi Official)
Share :

ABU Nawas mendengar ada anak dari seorang menteri istana yang suka menabuh rebana. Mungkin ini sekilas wajar, tapi di balik kebiasaan itu membuat orangtuanya sangat terganggu. Bagaimana tidak, baik siang maupun malam, si anak terus menabuh rebana.

Perilaku ini tentu saja membuat orangtuanya resah setiap malam. Saat menjelang istirahat, si anak masih saja menabuh rebana.

Ia akan berhenti manakala sudah mulai mengantuk. Begitu juga saat siang hari ketika suasana terik matahari yang panas si anak menabuh rebana tanpa henti.

Dikarenakan sudah tidak tahan dengan perilakunya, sang ayah yang seorang menteri coba menasihati, tapi si anak tidak peduli. Ini membuat ayahnya emosi lalu rebana yang ada di tangan anaknya segera direbut dan dibuang.

Melihat hal itu, anaknya langsung mengamuk. Ia berteriak semalaman sampai pagi, bahkan nekat akan terjun ke sumur.

Untunglah beberapa pekerja rumah segera menghalau niat anak sang menteri. Atas kejadian ini dengan sangat terpaksa tuan menteri mengembalikan rebana kepada anaknya. Si anak pun kembali ceria dan menabuh rebananya tanpa henti. Suatu ketika salah satu pekerja menghadap tuan menteri.

"Ampun tuan menteri, sepertinya anak tuan diganggu makhluk halus, sebab perilaku dan kebiasaannya tidak wajar. Kenapa tuan tidak minta bantuan orang pintar?" kata si pelayan menyarankan seperti dilansir kanal YouTube Humor Sufi Official. 

Atas saran si pelayan maka dipanggillah seorang tabib untuk menyembuhkan kebiasaan aneh anak tersebut. Sang tabib menasihati kepada si anak bahwa jika terus menabuh rebana akan melubangi gendang telinganya. Namanya saja anak kecil, dia tidak menghiraukan nasihat tersebut.

Dikarenakan usahanya tidak membuahkan hasil, esok harinya dipanggillah tabib kedua. Tapi tabib kedua mengatakan bahwa menabuh rebana adalah kegiatan suci dan harus dilakukan hanya pada acara-acara khusus. Usaha ini juga menemui kegagalan.

Maka dipanggillah tabib ketiga. "Hamba perhatikan anak tuan memang susah dikendalikan, lebih baik kalian mengalah saja sebagai orangtua," kata tabib ketiga.

"Mengalah bagaimana maksudnya?" tanya tuan menteri.

"Biarkan anak tuan menabuh rebana sesuka hati. Agar tuan sekeluarga tidak terganggu, tutup telinga dengan kapas," saran tabib ketiga. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya