Tidak disangka-sangka, hidayah itu datang di situasi yang begitu genting. Ada pergolakan dalam hatinya.
Carrie berada di ambang kematian yang dibuatnya sendiri. Sebuah pistol sudah siap untuk ditembakannya sendiri ke kepalanya. Sambil berlinang air mata, ia mengungkap kisah mengharukan itu.
"Aku hampir membunuh diriku sebelum masuk Islam. Aku sudah menaruh pistol di kepalaku. Aku katakan, 'Tuhan jika Engkau ada, kumohon beri aku tanda.' Itu momen yang belum pernah aku rasakan," bebernya.
Ya, Carrie membutuhkan suatu pertanda untuk memantapkan hatinya. Sampai pada akhirnya pertanda itu datang. Hidayah Islam itu menghampirinya.
"Saat itu ada handphone di sampingku yang tidak berhenti berdering dan bergetar terus-menerus seperti ada yang mengendalikannya. Lalu terdengar seperti suara ledakan atau petir yang menyambar sesuatu," kisahnya.
Tanpa berpikir lama, dirinya langsung mengambil handphone itu. Itulah pertanda yang ditunggunya.
"Seketika aku mengambil handphone itu dan melihat sebuah pesan yang aku tidak memahami isinya tapi tahu itu tulisan Arab karena pernah melihat tulisan Arab sebelumnya. Saya berkata ini tanda dari Tuhan," katanya.
Seketika dirinya memutuskan menjadikan Islam sebagai kepercayaannya dan langsung membuang jauh-jauh pistol yang hampir merenggut nyawanya itu.
"Saya melemparkan pistol ke lantai dan berkata saya akan masuk Islam. Tuhan mengubah hidupku, Alhamdulillah," tegasnya.
Menutup kisahnya itu, Carrie mengungkapkan apa yang dirasakannya kala itu hingga mantap menjadi seorang mualaf.
"Islam bagiku adalah kebenaran. Aku merasa Tuhan berbicara kepadaku waktu itu. Allah berbicara kepadaku dengan penuh cinta," pungkasnya.
Allahu a'lam bissawab.
(Hantoro)