7 Kultum Ramadhan Singkat 3 Menit tentang Sabar

Dandi Muhammad Hanif, Jurnalis
Jum'at 07 Maret 2025 11:14 WIB
7 Kultum Ramadhan Singkat 3 Menit tentang Sabar (Ilustrasi/Freepik)
Share :

3. Sabar dalam Menjaga Lisan di Bulan Ramadan

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam serta kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari akhir.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, salah satu bentuk kesabaran yang sering dilupakan di bulan Ramadan adalah kesabaran dalam menjaga lisan. Banyak orang mengira bahwa puasa hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi sebenarnya puasa juga menuntut kita untuk menjaga perkataan agar tetap baik dan tidak menyakiti orang lain. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari)

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa puasa tidak akan bernilai jika kita masih berkata dusta, menggunjing, atau menyebarkan fitnah. Karena itu, menjaga lisan merupakan bagian penting dalam kesempurnaan ibadah puasa kita.

Allah SWT juga mengingatkan dalam Alquran:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat Raqib dan Atid (yang selalu mencatat)." (QS. Qaf: 18)

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap perkataan kita dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karena itu, di bulan Ramadan ini, kita harus lebih berhati-hati dalam berbicara. Jangan sampai kita berpuasa seharian, tetapi justru kehilangan pahala karena perkataan yang tidak baik.

Hadirin sekalian, sering kali kita lupa bahwa lisan bisa menjadi sumber dosa yang besar. Terkadang, kita dengan mudah menggunjing orang lain, menyebarkan berita yang belum tentu benar, atau berbicara kasar ketika marah. 

kita belajar bahwa satu kata saja bisa menentukan nasib kita di akhirat. Oleh karena itu, di bulan Ramadan ini, mari kita perbanyak perkataan yang baik, seperti berdzikir, membaca Alquran, dan berbicara dengan lemah lembut kepada sesama.

Selain itu, di era digital ini, menjaga lisan juga berarti menjaga jari-jari kita dari menulis atau menyebarkan sesuatu yang buruk di media sosial. Jangan sampai kita berpuasa tetapi tangan kita sibuk mengetik komentar negatif, menyebarkan berita hoaks, atau menggunjing orang lain di dunia maya.

Sebagai penutup, marilah kita berusaha menjaga lisan kita selama Ramadhan ini, agar puasa kita tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi ibadah yang bernilai di sisi Allah SWT. Semoga kita semua menjadi hamba yang lebih sabar dalam berbicara dan selalu berkata baik dalam kehidupan sehari-hari.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

4. Sabar dalam Menghadapi Ujian di Bulan Ramadan

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam serta mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan pengampunan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah, bulan Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan ujian. Kita diuji dengan rasa lapar dan haus, diuji dengan kantuk ketika bangun sahur dan salat malam, bahkan terkadang diuji dengan berbagai kesulitan hidup seperti masalah ekonomi, kesehatan, atau keluarga. Namun, ingatlah bahwa setiap ujian yang kita hadapi adalah tanda kasih sayang Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak diuji. Bahkan para nabi dan rasul yang merupakan manusia pilihan Allah pun tetap menghadapi ujian yang berat.

Salah satu teladan terbaik dalam kesabaran adalah kisah Nabi Ayyub AS. Beliau mengalami sakit bertahun-tahun, kehilangan harta, dan kehilangan keluarganya, tetapi tetap bersabar dan tidak pernah berputus asa. Doa yang beliau panjatkan kepada Allah tertulis dalam Al-Qur’an:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘Sungguh, aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.’" (QS. Al-Anbiya: 83)

Doa ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi ujian, kita harus tetap mengingat Allah dan memohon pertolongan-Nya.

Rasulullah SAW juga bersabda:

إإِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

Dari hadits ini, kita memahami bahwa semakin besar ujian yang kita hadapi, semakin besar pula pahala yang Allah siapkan untuk kita. Oleh karena itu, ketika menghadapi kesulitan di bulan Ramadan, janganlah berkeluh kesah. Sebaliknya, jadikan setiap ujian sebagai jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Hadirin yang dirahmati Allah, Ramadan adalah kesempatan bagi kita untuk melatih kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi bersungguh-sungguh dalam menghadapi cobaan dengan keyakinan bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

Sebagai penutup, marilah kita senantiasa berdoa agar Allah SWT memberikan kita kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi setiap ujian hidup. Semoga Ramadan ini menjadi ajang bagi kita untuk lebih bersabar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya