“Kita ingin madrasah dan sekolah menjadi ruang suci yang tidak hanya mencerdaskan akal, tetapi juga menghangatkan jiwa,” ungkap Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno.
Ia menyampaikan, KBC dikembangkan secara kolaboratif oleh Direktorat KSKK Madrasah sejak akhir 2024, melalui uji coba di 12 madrasah di berbagai provinsi dan lima kali uji publik yang melibatkan pakar nasional seperti Prof Yudi Latif, Alissa Wahid, Haidar Bagir, dan Prof Fasli Jalal.
KBC akan diimplementasikan secara bertahap melalui pelatihan daring lewat MOOC PINTAR, pelatihan calon pelatih, dan penguatan pemantauan melalui program MAGIS, yang dikembangkan bersama mitra strategis seperti INOVASI. Sinergi antar unit di lingkungan Ditjen Pendis seperti GTK, PAI, dan Pusbangkom juga akan memperkuat eksekusi kurikulum ini.
“Kurikulum ini bukan hanya milik madrasah, tapi milik seluruh bangsa. Ia akan memperkuat tri pusat pendidikan: sekolah, rumah, dan masyarakat. Karena pendidikan yang utuh harus melibatkan semua pihak,” tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)