TIDAK bisa dipungkiri, Arab Saudi menjadi salah satu negara yang cukup banyak diziarahi wisatawan muslim setiap tahunnya. Ibadah umrah dan haji menjadi salah satu tujuan kedatangan umat Islam dari berbagai penjuru dunia ke Arab Saudi.
Namun, sedikit informasi, pemerintah Arab Saudi sama sekali tidak pernah menganjurkan para jamaah haji, umrah atau bahkan pelancong untuk mendatangi situs-situs bersejarah di sana. Bahkan, situs-situs bersejarah seperti Gua Hira dan Gua Tsur dibiarkan begitu saja, tanpa pengelolaan yang baik. Tak heran aksi vandalisme serta sampah berserakan di mana-mana. Akses menuju lokasi juga terbilang sulit serta tak terawat.
Di beberapa situs bersejarah, otoritas setempat bahkan memasang papan imbauan berukuran jumbo dalam enam bahasa berisi imbauan kepada pengunjung untuk tidak menziarahi situs-situs tersebut karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkannya. Dikhawatirkan, menziarahi situs-situs tersebut dapat memunculkan perbuatan syirik.
Peraturan tersebut akhirnya luluh setelah reformasi pemerintahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman setahun yang lalu. Dalam program pariwisata yang diusungnya, pemerintan akan memperluas cangkupan wilayah wisata di Arab Saudi. Termasuk empat situs bersejarah di Makkah.
Upaya itu dilakukan karena ziarah dianggap sebagai tulang punggung pariwisata Arab Saudi selain ibadah Umrah dan Haji. Keputusan itu juga diambil untuk mendiversifikasi ekonomi di Arab Saudi, selain mengandalkan minyak buminya.
(Baca Juga: Gua Hira yang Tak Sunyi Lagi)
Perlu Anda ketahui, jumlah pengunjung asing ke Arab Saudi sekira 20 juta jiwa. Di mana, 2,4 juta jiwa adalah jamaah Haji. Kemudian, 7,5 juta jiwa jamaah umrah di 2016.