Setelah itu, adanya perbaikan di kompleks menara jam emas Abraj al-Beit senilai USD15 Miliar atau Rp 200 triliun. Yang mana, sebetulnya kompleks ini sudah selesai pada 2011 dengan tujuh menara hotel dan mal, yang sudah menjulang tinggi.
Sedang dalam pembangunan, 40 menara baru dari pengembangan Jabal Omar. Proyek ini dimulai pada 2008 dan kompleks Abraj Kudai senilai USD3,5 miliar atau Rp 467 triliun yang akan menjadi hotel terbesar di dunia dan dilengkapi dengan empat helipad di atapnya.
Sebuah bandara baru di Jeddah dan sistem kereta api Haramain berkecepatan tinggi juga akan melengkapi lokasi tersebut. Keduanya akan dibuka tahun depan. Tujuan proyek tersebut agar pengunjung antarkota di sepanjang Pantai Laut Merah dapat dilayani dengan nyaman dan berkelas.
Meskipun ada krisis dana pada proyek tahun lalu, pihak berwenang telah mengumumkan proyek-proyek mewah baru lainnya di luar kota-kota suci. Salah satunya, proyek Faisaliah, yang sedang dikebut pengerjaannya dari tepi Makkah ke Laut Merah. Ini bertujuan untuk menarik 10 juta pengunjung ke tempat berlibur tepi pantai dan pusat penelitian Islam pada 2050.
(Baca Juga: Menyusuri Tempat yang Pernah Disinggahi Nabi Muhammad SAW)
Lebih jauh ke utara, Proyek Laut Merah berharap dapat menarik wisatawan mewah ke resor pulau dan reruntuhan pra-Islam di zona bebas visa yang tertutup. Raja Abdullah Economic City, salah satu pemberhentian di jalur kereta api, juga merencanakan resort dan taman hiburan.
Beberapa komentar pun mencuat. Salah satunya dari Nassel al-Zein. Seorang pemilik dealer mobil di Turki-Jerman dari Frankfruit menjelaskan, perubahan itu mengarah ke hal positif. "Kami mencintai negara ini, karena Arab Saudi adalah tempat lahirnya Islam, tanah wahyu dan Nabi, damai besertanya," katanya saat melakukan haji.