Toleransi tampaknya menjadi sesuatu yang berharga bagi masyarakat Indonesia saat ini yang memiliki keberagaraman suku, budaya dan agama. Setelah isu larangan pembangunan pura di Sukatana, Bekasi, merebak di media sosial, masyarakat kembali digegerkan dengan kabar razia yang dilakukan sejumlah Satpol PP Kota Padang Sumatera Barat.
Mereka diketahui melakukan razia terhadap sejumlah warung makan yang buka di siang hari pada Bulan Ramadan, di mana umat agama Islam sedang berpuasa. Para petugas bahkan menyita peralatan masak serta memberi peringatan keras kepada pemilik warung yang bandel.
Di saat isu agama tengah menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia, beberapa waktu lalu Morocco’s Philharmonic Orchestra justru menampilkan sebuah pertunjukkan spesial untuk menyambut kedatangan Paus Francis di Moroko, pada 31 Maret 2019.
Untuk penampilan tersebut, Raja Mohammed VI meminta sesuatu yang berbeda kepada sang pemimpin orkestra. Dari permintaannya inilah, muncul sebuah ide untuk menggabungkan penampilan tiga lagu dari agama Abrahamik yakni, Islam, Kristen, dan Yahudi.

Penampilan dimulai dengan dentuman suara bass yang disambut suara merdu Smahi El Hadni. Ia bertugas melantunkan alunan suara adzan sebagai pembuka. Kala itu, ia mengenakan baju tradisional Moroko bernuansa hijau yang dipadukan dengan jubah putih.
Tak selang berapa lama kemudian, penyanyi asal prancis, Francois Atlan, naik ke atas panggung mengalunkan doa-doa khas Yahudi yang dikenal dengan sebutan Adonai. Penampilan tersebut semakin terdengar sempurna, saat El Hadni kembali melanjutkan lantunan suara adzan yang menggema di seluruh ruangan.
Kejutan masih berlanjut saat penyanyi soprano yang juga merupakan anak perempuan dari pemimpin orkestra Jean Claude Casadesus, Carlone Casesus bergabung di atas panggung dan menyanyikan Ave Maria karya Caccini.
Penampilan mereka pun sontak membuat seluruh tamu undangan terkesima dan berdecak kagum. Tak terkecuali bagi Raja Mohammed VI dan Paus Francis.
Sementara itu, Raja Mohammed VI dan Paus Francis turut menyampaikan tentang pentingnya dialog antar-agama dan kosistensi.
Dalam pidatonya, Raja Mohammd VI mengatakan bahwa ia ingin memastikan kebebasan masyarakat untuk mempraktikkan agama yang mereka percaya dan ia siap menjadi penjamin dalam kebebasan itu.
“Saya melindungi orang-orang Yahudi Maroko dan juga orang-orang Kristen dari negara lain yang tinggal di Maroko," tutupnya.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh, Menteri Agama Moroko, Ahmed Taufiq yang mengatakan bahwa, Raja Mohammed VI telah melakukan reformasi dan menyesuaikan antara kerangka kerja kelembagaan modern dan tujuan agama dalam berbagai aspek. Demikian dilansir Okezone dari Moroccoworldnews, Senin (13/5/2019).
(Helmi Ade Saputra)