Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keajaiban Qalbu (I)

Keajaiban Qalbu (I)
Ilustrasi Qalbu
A
A
A

SEGALA puji milik Allah penguasa semua Qalbu. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang Qalbunya selalu memancarkan keindahan nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Tulisan ini akan didedikasikan untuk mengupas suatu organ ruhani bernama Qalbu yang ada pada kita semua. Tanpanya, maka manusia tidak lagi menjadi manusia. Kewarasannya adalah kewarasan manusia. Kebahagiaannya adalah kebahagiaan manusia. Begitu juga sebaliknya, kekacauannya adalah kekacauan menusia. Kesengsaraannya adalah kesengsaraan manusia.

Pembahasan tentang Qalbu lebih penting dan seharusnya lebih seru daripada cerita gossip tentang cinta. Karena cinta bersumber dari Qalbu. Seberapa penting membicarakannya. Lihatlah seberapa penting kata “qalbu” muncul dari Kalam Suci. Allah membicarakan qalb dalam bentuk tunggal (mufrad) sebanyak 13 kali di dalam Alquran. Adapun dalam bentuk plural (jama‘) yaitu qulūb, maka dapat ditemukan sekitar 96 kali. Jika digabung, maka total Allah menyebut kata Qalbu di dalam Alquran sekitar 109 kali. Ini lebih banyak dari kata “salat” yang hanya sekitar 50 kali. Apalagi umrah yang hanya disebutkan 2 kali. Tetapi kenapa dakwah “umrah” lebih banyak dan massif daripada dakwah Qalbu? Penulis yakin, pembaca sudah tahu jawabannya.

Bayangkan! Apabila dulu orang tua kita sering mengingatkan suatu persoalan lalu mengulang-ulangnya berkali-kali, maka kita berpikir hal tersebut sangatlah penting. Bagaimana pendapat pembaca? Jika yang berbicara berkali-kali itu bahkan lebih dari seratus kali adalah Allah Sang Maha Pencipta. Semua kita tentu akan tersadar bahwa Qalbu adalah persoalan yang sangat penting. Dengan Qalbu, salat akan berkualitas, umrah akan terasa nikmat, dan semua ibadah menjadi lebih bermakna.

Apa itu Qalbu?

Tentu pembaca sering mendapatkan kata-kata ini di dalam buku, atau mendengarkan banyak penceramah mengatakannya dalam orasi-orasi keagamaan. Dulu, kata “qalbu” pernah populer di masa kejayaan Aa Gym dengan branding Management Qalbu. Tetapi lama-lama istilah ini menjadi redup karena banyak miskonsepsi terhadap ruang lingkup dan karakter Qalbu. Terutama kaum hawa, sangat kecewa saat Aa Gym yang dibayangkan sangat perfect dalam menata Qalbu, mengamalkan salah satu “Sunnah” Nabi Saw dalam menikah. Kebanyakan wanita yang berkeluarga saat itu mengelu-elukan mempunyai suami yang mampu menata Qalbu sebagaimana dijelaskan Aa Gym.

Dari sinilah terjadi kesalahan konsep dalam memahami Qalbu. Sebagian besar mengira bahwa menata Qalbu itu adalah tidak menduakan cinta, tidak pernah salah dan berdosa. Akhirnya, massage Aa Gym tidak benar-benar dipahami secara mendalam, lalu berujung kepada perubahan sikap dari simpati dan kagum, menjadi antipati dan benci. Bahkan, “Jagalah hati” salah satu nasyid Aa Gym yang sangat menyentuh saat itu, berubah menjadi bahan ejekan dan candaan.

Terlepas dari itu, fenomena tersebut juga merupakan kenyataan dari karakter Qalbu itu sendiri. Awalnya simpati, tapi secepat kilat berubah menjadi antipati. Awalnya kagum, namun karena suatu persoalan berganti menjadi benci.

Dalam hal ini, Imam al-Qusyairī di dalam kitab al-Risālah al-Qusyairīyah pernah menjelaskan kronologis penamaan Qalbu dari aspek derivasi akar katanya. Qalbu disebut qalb karena mempunyai karakter taqallub yang berarti perubahan, ketidaktenangan, dan kegelisahan. Perubahan tersebut tergantung data dan informasi yang diterima melalui pandangan, pendengaran, atau menggunakan Qalbu itu sendiri.

Adapun jika didefinisikan, apakah itu Qalbu, maka dapat diungkapkan dalam dua penjelasan sebagaimana berikut. Dari sisi manusia, Qalbu adalah sentral ruhani yang berfungsi untuk mengenal, berpikir dan menganalisa ayat-ayat Allah. Ini sesuai dengan ayat Alquran, “Apakah mereka tidak berjalan di permukaan bumi, sehingga mereka mempunyai Qalbu yang mampu berpikir”. (QS. al-Ḥajj 22: 46).

Dari sisi keilahiyan, Qalbu adalah organ ruhani yang menjadi objek pengawasan Allah. Ini sesuai dengan hadis ṣaḥīḥ (valid) riwayat Imam Muslim, “Sesungguhnya Allah memandang ke dalam Qalbumu”. (HR. Muslim, no. 2564, kitāb al-birr wa al-ṣilah wa al-ādāb).

Apabila dua ungkapan itu digabung, maka Qalbu adalah organ ruhani yang menjadi objek pengawasan Allah, yang berfungsi sebagai sentral manusia untuk mengenal, berpikir dan menganalisa ayat-ayat Allah.

Oleh: Dr. Arrazy Hasyim, MA

Dosen Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta

Dai Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa)

(Muhammad Saifullah )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement