Mereka pikir makanan ini dapat memberikan tambahan kalori pada tubuh. Karena hal inilah, Chhabra mengaku telah melihat beberapa atlet yang berat badannya bertambah selama bulan Ramadan.
Tentu saja, untuk para atlet profesional yang sedang mengikuti suatu kompetisi dan menjalani program latihan yang ketat, mereka juga perlu mengatur pola makan.
"Awalnya saya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi saya sudah memodifikasi pola makan dan jadwal latihan saya selama bertahun-tahun. Sekarang saya fokus pada makanan berprotein tinggi dan lemak baik untuk mengurangi kerusakan otot, dan melakukan latihan dalam durasi waktu yang lebih pendek," kata Khadijah Diggs, seorang triathlete wanita.
Bagaimana dengan treatment yang dilakukan Abdullah? Ia ternyata memulainya pada malam hari dengan cara membatasi asupan makanan dan minuman. Di luar makan malam, ia fokus menghidrasi tubuh dengan meminum air mineral sebanyak setengah dari berat badannya dalam bentuk ons.
Dalam kasus Abdullah, ia memiliki berat 99 kg, dalam arti lain ia harus meminum sekitar 50 ons air mineral per malam, antara buka puasa dan makan sahur. Cara ini dinilai ampuh untuk menjaga kondisi tubuhnya. Di malam hari, ia meminum protein shake dan memakan pisang.
Dia juga memastikan mengonsumsi makanan sehat berbuka puasa. Mulai dari mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak seperti putih telur, sosis kalkun, beberapa roti panggang dan madu. Program diet ini juga membutuhkan dukungan dari pelatih dan staf pendukung untuk dapat menyesuaikan perencanaan nutrisinya.