Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tuduhan Simbol Illuminati di Masjid Al-Safar Rancangan Ridwan Kamil

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 11 Juni 2019 |12:59 WIB
Tuduhan Simbol Illuminati di Masjid Al-Safar Rancangan Ridwan Kamil
Masjid Al-Safar Bandung (Foto : @masjidreview/Instagram)
A
A
A

Rancangan bangunan Masjid Al-Safar di Bandung yang diarsiteksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjadi polemik setelah muncul tuduhan bahwa konstruksi tempat ibadah itu menampilkan simbol-simbol Illuminati. Iluminati adalah kelompok persaudaraan rahasia kuno dan diyakini masih ada sampai sekarang, meskipun tidak ditemukan bukti nyata tentang keberadaannya.

Ridwan Kamil, selaku arsitek di balik rancangan masjid tersebut pun berupaya menjelaskan kepada publik terkait polemik desain masjid itu dengan mengikuti diskusi umum di Bale Asri Pusdai Jabar, Kota Bandung, pada Senin (10/06).

Turut hadir dalam diskusi itu adalah Rahmat Baequni, seorang ustad yang mempersoalkan desain Masjid Al Safar lantaran dianggap mirip simbol illuminati atau Dajjal, yaitu segitiga dan mata satu.

Bagaimana polemik ini mengemuka?

Tuduhan bahwa desain Masjid Al Safar menampilkan ciri khas illuminati viral di media sosial selama beberapa pekan terakhir. Di Twitter, misalnya, muncul video tentang penjelasan Rahmat Baequni yang mempersoalkan desain masjid yang terletak di Rest Area KM 88 B Jalan Tol Purbaleunyi arah Jakarta.

"Ini pintu masuknya dan lihat ini segitiga semua. Nyaris segitiga semua. Bahkan ketika masuk ke dalam, ini segitiga, satu mata. Maka, ketika kita salat, sebetulnya kita menghadap siapa, menghadap Allah atau segitiga satu mata?" kata pria itu dalam video itu.

Lihat postingan ini di Instagram

. Allah SWT menganugerahi saya daya imajinasi, yang saya gunakan untuk kebermanfaatan hidup. Bisa dalam bentuk berinovasi dalam desain bangunan/ruang arsitektur atau mengimajinasikan skenario2 perubahan sebagai pemimpin masyarakat. . Mendesain Masjid adalah salah satu minat terkuat atau passion saya. Karena bukan ustadz, minimal saya berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid di seluruh dunia yang sempit dan sementara ini. . Saya ingin menyumbangkan kemajuan seni dan arsitektur Islam. Estetika Islam sangat kuat di geometri. Maka dari itu setiap desain masjid selalu berusaha baru dan geometri berbeda. . Hasilnya beragam dari 1/2 kubah, multi kubah, kotak, silinder, tradisional sampai dengan bentuk-bentuk poligon seperti segitiga. Berbeda-beda karena desain yg baik harus merespon Geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dll. . Masjid Al Safar adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan. Seperti origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga. . Jika hasilnya ditafsir macam-macam, itu dipersilakan. Seperti Monas yang ditafsir macam2. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan KELIRU. Karena itu tidak benar dan tidak dimaksudkan. Dan tentunya selalu saya ikhlaskan dan maafkan, kesimpulan2 tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanan saya . Isu ini pernah dihebohkan oleh pihak yang sama di zaman pilgub 2018 untuk menjelekkan saya saat kampanye. Saya sudah maafkan, move on dan saya hanya berdoa. Alhamdulillah, Allah SWT ternyata lebih mengabulkan doa saya, bukan doa dan harapan mereka. . Saya mah tidak akan berhenti berkarya dan membawa kemajuan karena saya yakini itulah tugas Allah SWT kepada saya di dunia ini. Kebahagiaan saya adalah melihat masjid-masjid yg saya desain makmur dan ramai. Alhamdulillah. . Selama saya yakini, saya tidak melanggar syariat Allah SWT dan tidak melakukan apa yang difitnahkan, omongan dan caci maki manusia mah tidak akan menggetarkan iman dan keyakinan saya. . faidza azzamta fatawakkal Alallah. Hatur Nuhun.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ridwan Kamil (@ridwankamil) pada

Setelah tuduhan itu viral, Ridwan Kamil sempat mengunggah bantahan di Instagram pada 31 Mei lalu. Saat itu dia menyebut, "Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan KELIRU."

Melambangkan apa desain Masjid AlSafar?

Saat meresmikan masjid itu pada 19 Mei 2017, PT Jasa Marga menjabarkan konsep rancang bangun tempat ibadah seluas 1.411 m2 ini dengan rinci. Masjid yang dapat menampung sekitar 1.200 jemaah ini disebut "mengadaptasi bentuk topi adat (Iket Sunda)."

Dalam diskusi Senin (10/06), Ridwan Kamil menjelaskan, Masjid Al Safar dibangun dengan konsep tidak beraturan dengan tujuan agar menyatu dengan alam. Konsep tidak beraturan itu sarat dengan bentuk segitiga seperti lipatan dalam origami.

"Segitiga ini bisa memeluk bentuk apapun yang tidak teratur," kata Ridwan Kamil sebagaimana dilaporkan wartawan di Bandung, Julia Alazka untuk BBC News Indonesia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement