Ridwan Kamil yang biasa disapa Emil mempertanyakan, mengapa hanya Masjid Al Safar yang dipermasalahkan, sementara banyak masjid-masjid di Indonesia, seperti Masjid Raya Jakarta dan Masjid Al Ukhuwah Kota Bandung, bahkan Masjid Nabawi di Arab Saudi bermuatan simbol segitiga dan lingkaran.
"Kenapa hanya Al Safar? Padahal di sekeliling kita banyak simbol segitiga atau apapun yang perlu dipermasalahkan. Ini adalah Masjid Raya Jakarta, masuk masjid ini disambut oleh segitiga dan lingkaran. Pertanyaannya, apakah mereka Illuminati? Wallahualam, kita Jangan berburuk sangka dulu.
"Saya duga ketidaktahuan, saya duga ketidaksengajaan. Kita masuk ke Masjid Raya di Jakarta yang paling megah setelah Isitiqlal, mihrabnya segitiga. Kenapa tidak heboh? Mungkin karena arsiteknya bukan Pak Ridwan Kamil, mungkin," paparnya.

Mengapa Ridwan Kamil merasa perlu terlibat dalam diskusi?
Ridwan Kamil menyatakan forum tersebut adalah kesempatan untuk memperkuat kerukunan umat.
"Tadi saya tawarkan pada ustad, saya punya infrastruktur dakwah, ustad punya kontennya bisa menjadikan satu kebaikan daripada berpisah, masing-masing masyarakat juga jadi terbelah," kata Emil sambil berlalu.
Di sisi lain, Rahmat membantah kritiknya ini bukan untuk menyerang pribadi gubernur Jawa Barat itu. "Saya hanya menyampaikan ada sistem pemerintahan yang sedang dibangun oleh mereka yang bisa jadi jebakan. Jebakan kepada siapa pun, kepada saya dan Pak Ridwan Kamil juga bisa," ujar Rahmat menjawab pertanyaan wartawan.
Menanggapi klarifikasi Ridwan Kamil atas tuduhan illuminati, Baequni mengaku memahami penjelasannya. "Saya sangat memahami sekali, dan itu beliau menyampaikan proporsional dalam posisi beliau sebagai arsitek, saya terbuka silakan," ujarnya.