"Kita kaya sekali dengan ulama, tidak heran jika pesantren adalah pusat literasi. Pola pembelajaran di pesantren interaksinya sampai 24 jam. Itu belum ada yang menggantikan di Indonesia. Beda dengan boarding school dengan pesantren, nilai kulturnya beda," katanya.
Sedangkan menurut Komisioner Komnas Perempuan, Riri Hariroh, peran perempuan di pesantren cukup unggul.
"Di Indonesia sendiri Islam Nusantara atau Wasathiyah sudah terbukti untuk kepemimpinannya. Sumber pengatahuannya harus lebih luas, supaya mencetak ulama-ulama perempuan Indonesia," katanya.
(Dyah Ratna Meta Novia)