MADINAH - Untuk orang yang baru pertama kali melihat lokasi ini, pasti tidak akan menyadari jika Ar Rauha merupakan tempat yang sangat istimewa.
Ar Rauha merupakan tempat yang sangat sarat dengan nilai sejarah Islam. Tempat ini juga sangat sakral karena memiliki sejumlah faedah.
Okezone berkesempatan singgah di Ar Rauha. Jaraknya sekira 80 kilometer (km) dari Madinah. Dapat ditempuh kurang lebih selama satu jam.
Baca Juga: Jadikan Arab Saudi Pasar Perintis, Indonesia Andalkan Ibadah Haji
Ar Rauha merupakan lembah yang di sekelilingnya dikepung oleh perbukitan dan gunung-gunung.
Di tempat ini terdapat sebuah sumur (bir) yang dikenal dengan nama bir Ar Rauha. Sayang seribu sayang, situs sejarah ini terkesan terabaikan dan tidak terawat.
Sumur ini memiliki diameter sekira 5 meter. Bir Ar Rauha ini ditutupi oleh plat besi. Bahkan, tidak ada jalan masuk resmi untuk masuk ke sumur ini, karena sekelilingnya ditutupi oleh pagar seng.
Hanya saja, ada satu-dua seng yang tampaknya sengaja dilepas dan menjadi jalan masuk mendekati sumur tersebut.
Sekira 10 meter dari lokasi sumur terdapat sebuah mushalla kecil. Ukurannya tidak terlalu besar, mungkin sekira 15 meter kali 5 meter. Kondisinya pun menyedihkan.
Bangunan tersebut terkesan kumuh. Tembok dan tiang penopangnya tampak mulai bobrok. Begitu juga bagian atas, beberapa bagian mulai mengelupas. Kendati di dalamnya tersedia sajadah untuk salat, tapi berdebu dan banyak pasir.
Bahkan, para peziarah yang datang pun harus hati-hati melangkah. Pasalnya, di sekeliling tempat ini banyak bertebaran kotoran keledai. Maklum, memang terbanyak banyak keledai berkeliaran di kawasan ini.
Di sisi lain Sumur Ar Rauda, terdapat beberapa pedagang. Umumnya mereka menjual madu, rumput fatimah, minyak bilis, hingga jeriken untuk peziarah yang akan mengambil air dari sumur Ar Rauda ini.
"Dua (jeriken), harganya lima riyal," kata penjual sambil menunjuk jeriken dengan ukuran paling kecil.
Di dekat lokasi pedagang itu, memang ada sederet keran air. Tampaknya itu adalah air yang berasal dari sumur Ar Rauda. Sejumlah peziarah pun tampak tertib mengambil air.
"Rasanya seperti air zamzam. Hanya lebih payau," sebut salah satu peziarah.