Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Puisi Kerinduan Menteri Agama pada Ulama Kharismatik KH Maimoen Zubair

Novie Fauziah , Jurnalis-Sabtu, 14 September 2019 |22:06 WIB
Puisi Kerinduan Menteri Agama pada Ulama Kharismatik KH Maimoen Zubair
Menteri Agama Lukman Hakim Saat Membacakan Puisi (Foto: Dok Kemenag)
A
A
A

Rasanya baru kemarin,

Kuberlutut menatap wajah teduhnya

dengan mata basah dan bibir bergetar

Kutatap wajahnya tersenyum berbinar

Wajah yang begitu teduh pancarkan sinar

Doa kupanjatkan disertai istighfar

 

Rasanya baru kemarin,

Berbagai kalangan menghubungiku memberi saran

Beberapa kiai meminta jenazah dibawa ke Tanah Air untuk dimakamkan

Keluarga dan kerabat berharap di Ma'la dikebumikan

Kami lalu berbenah melaksanakan

 

Rasanya baru kemarin,

Gemuruh tahlil iringi jenazah dimasukkan ke ambulan

Menuju Al-Khalidiyah jenazah akan dimandikan

Ambulan berjalan perlahan di bawah mendung kesedihan awan

Langit menangis meneteskan rintik hujan

 

Rasanya baru kemarin,

Seusai memandikan jasadnya dengan gejolak hati

Sepenuh takdzim membaringkan di atas berlembar kain putih bersih untuk dikafani

Lalu kukecup kening wajahnya nan berseri

Duka nestapa terbasuh semerbak wangi

 

Rasanya baru kemarin,

Simbah kami semayamkan di Kantor Urusan Haji Daker Mekkah

Lalu kami hantarkan ke Masjidil Haram bersama jemaah yang melimpah

Tak terhitung tangan-tangan yang menengadah

Memohon Simbah berpulang husnul khatimah

 

Rasanya baru kemarin,

Pemakaman Jannatul Ma'la disesaki kerumunan orang

Sekerumunan menghadang

Meminta mensalatkan sehingga iringan keranda terhalang

Tak mudah setelahnya mencapai liang

Penta'ziyah berlomba sentuh keranda di tengah tahlil yang terus berkumandang

 

Rasanya baru kemarin,

Simbah dimakamkan di tempat yang beliau citakan

Tak ada bunga-bunga yang ditaburkan

Tiada air wewangian yang disiramkan

Namun bersusul-susulan doa yang dipanjatkan

 

Rasanya baru kemarin,

Simbah pergi meninggalkan kita semua

Namun apakah Simbah benar-benar meninggalkan kita?

Bukankah ajaran, wejangan, dan arahannya

Kan tetap dan terus mengada bersama menjaga kita?

Ragunan, 09-09-2019

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement