Lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dulu Fir’aun meresahkan orang-orang beriman dengan melayangkan berbagai ancaman dan fitnah. Firaun berhasil menekan rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa.
Di tengah kegelisahan yang dirasakan pengikutnya, Nabi Musa berkata kepada mereka, sebagaimana direkam dalam al-Qur’an.
وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ، فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya: “Berkata Musa: ‘Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.’ Lalu mereka berkata: ‘Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim’.” (QS Yunus: 84-86).
Demikian dilansir dari akun resmi Instagram Nahdatul Ulama, @nuonline_id, Sabtu (5/10/2019).
(Abu Sahma Pane)