“Nyedot, Kang?” sapa si santri sambil menghampiri seniornya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang yunior.
Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang yang merokok tersebut.
Terkejut setengah mati, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya.
“Hai, rokokku jangan dibawa lari!” teriak Kiai Fattah sang pengasuh pesantren.
(Dyah Ratna Meta Novia)