Sang kiai melihat kalau si miskin yang meninggal, mereka kuburkan asal-asalan. Tetapi kalau si kaya yang meninggal mereka sangat bersemangat. Bahkan tanah di atas kuburan si kaya diinjak-injak penuh semangat hingga padat.
"Apa karena upahnya lebih besar?" tanya kiai kepada para pemuda tersebut.
"Tidak Kiai, kami menginjak-injaknya bukan karena upah, tetapi karena balas dendam! Ketika hidup, ia menginjak hidup dan harga diri kami!" jawab para pemuda itu.
Lalu kiai punya hanya melongo mendengar jawaban para pemuda tersebut.
(Dyah Ratna Meta Novia)