Semua hal tentang jasad para Firaun tidak banyak diketahui sampai akhirnya pada akhir abad 19, untuk pertama kalinya ditemukan makan-makam raja Mesir kuno. Saat itulah ditemukan jasad Firaun dan lalu dipindahkan ke Museum Kairo untuk diteliti dan dipastikan statusnya.
Telah ditegaskan dalam historiologi bahwa Firaun yang berkuasa saat eksodusnya bangsa Israel dari Mesir bernama Menfanah atau Menbanah, putra Ramses II, yang berlaku kejam kepada bangsa Israel. Dialah yang hidup semasa dengan keberadaan bangsa Israel di Mesir dan tenggelam bersama pasukannya di laut.
Namun, jasadnya ditakdirkan oleh Allah untuk selamat dan terdampar di pantai. Berbagai investigasi yang dilakukan oleh komite ilmiah internasional terkait arkeologi Mesir, Eropa, dan Amerika pun mengumumkan hasilnya, bahwa semua mumi Mesir menunjukkan adanya bukti kerusakan akibat pengaruh keberadaan bakteri di tubuh mereka, tapi ajaibnya hal itu tidak ditemukan pada mumi Firaun!
Sesungguhnya Allah-lah yang mendengar bagaimana Firaun meminta pertolongan di akhir-akhir hembusan napasnya. Allah pula lah yang menjawabnya dengan menyelamatkan jenazahnya setelah tenggelam agar menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya; jasad itu tak dimakan ikan, tak rusak tersapu ombak, tak terbenam di dasar laut bersama kereta kuda kerajaannya, serta tak tampak tanda-tanda kerusakan di fisiknya.