Kiai Sidi Abdul Halim pernah bercerita tentang kemuliaan akhlak Kiai Maimoen Zubair yang akrab disapa Mbah Moen.
Kiai Sidi menjelaskan, Mbah Moen merupakan kiai yang bersih dan suci dari makanan-makanan yang tidak halal. Beliau sangat menjaga diri dari makanan tak halal.
Hal ini berdasarkan info yang sampai kepada al-Faqir (Kiai Sidi Abdul Halim) sebagaimana yang disampaikan oleh murid-muridnya.
Seperti dilansir dari website Laduni, di antara kunci yang menyebabkan tidak memudarnya keulamaan Mbah Moen bahkan semakin cemerlang sekalipun beliau telah terjun ke politik praktis sedari mudanya, yakni beliau tak pernah makan nasi dari uang hasil kerja politik.
Kalau Mbah Moen pergi ke Jakarta beliau selalu membawa beras sendiri. Berasnya merupakan hasil sawah beliau sendiri yang beliau tahu benar-benar kehalalannya.
Begitulah cara Mbah Moen berjuang menjaga diri agar makanan halal yang mengalir ke dalam pencernannya.
Jadi uang syubhat itu jangan sampai masuk perut agar tak menggelapkan hati.
Murid-murid dan putra-putra Mbah Moen yang terjun politik, juga diminta agar uang politik tak masuk ke dalam perut mereka.
Meski sekarang Mbah Moen sudah almarhum, namun kebaikan dan akhlak mulia beliau masih selalu dikenang oleh santri-santrinya dan banyak orang lainnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)