SALAH satu tantangan ketika hendak melaksanakan salat malam adalah susah bangun tidur. Padahal sebelum mata dipejamkan, tekad sudah dibulatkan untuk mengerjakan amalan sunah tersebut.
Lalu adakah tips agar mudah bangun tidur untuk salat malam? Jawabanya ada. Namun sebelum langsung ke jawaban, perlu diketahui bahwa dalam kitab Tanbihul Mughtarrin, salat malam disebut sebagai suatu penghormatan. Seperti hal lain pada umumnya, penghormatan hanya diberikan kepada orang-orang pilihan dan orang yang memenuhi kriteria.
Begitu pun dengan salat malam, hanya bisa dilakukan orang-orang yang mengisi siang harinya dengan kebaikan, tidak dengan kemaksiatan. Sebab orang yang melakukan kemaksiatan di siang hari belum layak mendapatkan peghormatan pada malam hari.
Seperti itulah ilustrasi yang mudah dari apa yang diungkapkan oleh Ibrahim bin Adzham. Adapun redaksi dalam kitab Tanbihul Mughtarrin adalah sebagai berikut:
وقال رجل لإبراهيم بن أدهم : أني لا أقدر على قيام الليل فصف لي دواء؟ فقال له لا تعصيه با النهار وهو يقيمك بين يديه في الليل فإن وقومك بين يديه فيالليل من أعظم الشرف والعاصي لا يستحق ذالك
Seseorang bertanya kepada Ibrahim bin Adham “Saya berat sekali melakukan salat malam, bagaimana mengobatinya?” Ia menjawab “berdiri, rukuk, dan sujud di malam hari di hadapan-Nya adalah suatu kehormatan, dan orang yang banyak dosa di siang hari tak layak memperoleh kehormatan tersebut.”
Mengapa orang yang banyak dosa di siang hari tak layak memperoleh kehormatan yang disebutkan di atas? Kenapa orang yang banyak dosa di siang hari berat sekali untuk melaksanakan salat malam? Sebab setiap larangan memiliki konsekuensi atau akibat yang akan ditanggung oleh pelakunya, begitu pun kemaksiatan.