Pandemi virus corona membuat pelaksanaan ibadah haji 2020 terancam batal. Sinyal terbaru ini disampaikan Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi, Muhammad Salih bin Taher Banten kepada umat Islam di berbagai belahan dunia.
Menteri Muhammad Salih meminta calon jamaah haji (calhaj) di seluruh dunia untuk lebih sabar menunggu kejelasan dan kepastian pelaksanaan haji sebelum mereka membuat rencana haji. Ini sebuah sinyal bagi para calhaj bahwa pelaksaan haji masih belum pasti di tengah pandemi virus corona.
Namun Kementerian Agama RI menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario bila Makkah ditutup tahun ini akibat pandemi virus corona.

Lalu bagaimana respons para calhaj?
Warni Mbuinga, 55 tahun, calhaj asal Jawa Barat mendapat jadwal berangkat ke tanah suci tahun 2020 ini. Ia sudah menunggu momen penting dalam hidupnya ini sejak 2013 lalu, dengan mengumpulkan uang dari hasil jualan teh.
"Waktu itu, dari mana bisa mendapat uang Rp25 juta untuk mendaftar. Tapi setiap ada rezeki sedikit saya tabung. Ada dapat Rp100 ribu, ada dapat Rp200.000, saya tabung," katanya menceritakan perjuangannya menabung untuk bisa membayar Rp25 juta.
Warni susah payah mengumpulkan uang untuk naik haji 2020. Maka tak heran jika ia sangat terpukul mendengar belum ada kepastian naik haji 2020.
"Saat saya mendengar informasi soal ketidakpastian keberangkatan naik haji tahun ini dari Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, saya sampai gemetar, saya sampai menangis," kata Warni sedih.
Ia sudah membayar uang Rp3 juta untuk biaya manasik. Ia pun mengikuti manasik berkali-kali saking semangatnya untuk mencium Tanah Suci Makkah yang selalu didambakannya.
Sampai akhirnya datang informasi sinyalemen keberangkatan haji tahun ini akan ditunda karena virus corona.
"Ya susah sekali berkata-kata. Paling saya tiap kali sholat bermohon, Ya Allah andaikan tahun ini dipanggil, mudahkan. Tapi kalau ini.. susah diungkapkan. Tapi kalau tahun depan, apa masih ada umur? Tapi serahkan lagi sama Allah," katanya.
Seperti dilansir dari BBC, Kamis (2/4/2020), jika tahun ini Warni gagal ke tanah suci, ia memilih untuk tetap melunasi biaya haji dan menunda keberangkatan sampai tahun depan.
Kondisi yang sama dirasakan juga Tintin Kartini, 52 tahun. Ia bahkan sudah berpamitan kepada orangtua termasuk keluarga untuk pergi haji tahun ini.
"Sudah minta doa ke orangtua, ke suami, ke anak-anak kasih tahu. Sambil menyiapkan baik dari segi mental, keilmuan, fisik, karena memang sudah berharap berangkat," katanya.
Titin tak akan menarik dana hajinya, sambil menunggu kepastian pelaksanaan haji di tengah pandemi virus corona.