Saat mengalami kesusahan, kekhawatiran, malapetaka, musibah seperti wabah corona, banyak orang yang menyangka bahwa Allah marah kepadanya.
Namun sejatinya dunia yang sering kali ditimpa kesusasahan dan musibah ini sebenarnya sifat dunia yang diciptakan Allah SWT.

Allah menciptakan segala sesuatu dan menakdirkan sifatnya masing-masing misalnya, Allah menciptakan api dan menjadikan bisa membakar. Saat manusia terbakar api lalu ia berkeluh kesah, kebingungan, ragu, tidak mempercayai diri sendiri, maupun Tuhan.
Menurut faedah dari Maulana Syekh Ali Jum`ah hafizhahullah, guna menghilangkan kebingungan ini, perlu diketahui bahwa asal usul dunia ini sejatinya ketidaknyamanan.
Jadi tidak perlu terkejut, karena dunia memang hal yang rendahan. Inilah karakteristiknya, karena penderitaan adalah bagian dari realitasnya.
Dari dunia muncul berbagai kesusahan, musibah, masalah, bencana, kekhawatiran, krisis, bencana, penyakit dan sebagainya.
Apakah pantas kita mendeskripsikan dunia dengan sifat-sifat yang jelek itu?
Dunia memang begitu, makanya tidak perlu kaget ketika muncul berbagai kesusahan. Fakta ini membuatmu memiliki keseimbangan untuk berinteraksi dan mengukur hubunganmu dengan dunia, maka ketika musibah datang, kamu mengetahui hakikat dunia ini memang begitulah, sering terjadi musibah.
Lalu apa guna perasaan ini?
Membantu manusia agar bersabar, karena kesabaran itu pahit. Kesabaran itu sulit, kesabaran itu mengobati dan menahan nafsu.
Lalu bagaimana cara memperoleh kesabaran?
Kamu bisa memperoleh kesabaran dengan kesiapan diri, memahami bahwa kesusahan di dunia ini sejatinya adalah hal normal dan biasa.
Jika kamu memahami bahwa penderitaan ini adalah sesuatu yang hanya menimpa padamu saja. Lalu mempertanyakan bagaimana hal ini bisa terjadi, maka kamu akan kebingungan, bahkan menjadi cemas.
Makanya ketika Nabi Muhammad melihat seorang perempuan yang putranya meninggal, menangis, menampar wajahnya, dan sebagainya, lalu Rasulullah pun berkata padanya, "Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah."
Si perempuan pun berkata "Menjauhlah dariku, kamu tidak pernah menderita apa yang aku derita."
Perempuan itu tidak mengetahui bahwa yang mengajaknya bicara adalah Rasulullah SAW karena dia begitu tenggelam dalam kesedihan dan kepanikan.
Orang-orang pun memberitahunya bahwa ini tadi Rasulullah, si perempuan itu pun lari mengejar beliau, kemudian berkata, "Saya tidak mengenal Anda".
Rasulullah pun berkata kepadanya, "Kesabaran adalah saat kejutan pertama (awal terjadi musibah)."
Bagaimana kesabaran ada pada kejutan pertama?
Dengan pengetahuan sebelumnya, melalui pendidikan, dengan pemahaman, untuk merealisasikan hikmah ini, "Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia)."
Kalimat indah ini mari kita hafal, "Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia)."
Maka ketika datang musibah atau bencana padaku, kamu menemukanku mengingat fakta ini yang membantumu untuk bersabar dan tidak khawatir.
Lalu apa yang terjadi setelah bersabar?