PEMIKIRAN KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu melampaui zamannya. Terkadang cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari ini membicarakan hal yang akan terjadi pada masa mendatang.
Tak heran Gus Dur kerap dinilai bicara ngawur dan kontroversi. Namun, ada beberapa tokoh nasional terkini yang punya kesan tersendiri atas ramalan Gus Dur. Salah satunya RI 1 Joko Widodo (Jokowi).
Pada tanggal 8 Januari 2006, Gus Dur silaturahim ke rumah Dinas Wali Kota Solo. Ia bertemu dengan beberapa tokoh agama dan tentu saja sang tuan rumah Jokowi yang baru menjabat enam bulan sebagai wali kota. Gus Dur pun memberikan sambutan.
"Siapapun yang dikehendaki rakyat, termasuk Pak Jokowi ini, kalau jadi wali kota yang bagus kelak juga bisa menjadi presiden," kata Gus Dur.
Pernyataan tersebut hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Jokowi. Barangkali Jokowi dan hadirin saat itu menganggapnya sebagai bahasa penyemangat.
Ketika Jokowi benar-benar menjadi presiden pada 2014, banyak orang yang mengingat kisah tersebut. Mereka menganggap Gus Dur punya kelebihan mengetahui kejadian sebelum waktunya.
Kejadian serupa menimpa Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj. Suatu pagi, Gus Dur meninta Kang Said menyediakan segelas air putih dan roti tawar. Permintaan ketiga dari Gus Dur, yakni membacakan kitab Ihya' Ulumuddin.