Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tausiyah Ramadhan: Tiga Dimensi Ajaran Islam

Tausiyah Ramadhan: Tiga Dimensi Ajaran Islam
Tiga Dimensi Agama (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Ajaran Islam, setidaknya mengandung tiga dimensi di dalamnya. Dimensi pertama, yaitu dimensi intelektual, kedua adalah dimensi ritual dan ketiga adalah dimensi sosial.

Kita masuk ke dimensi yang pertama, dimensi Intelektual.

Belum lagi Allah menyuruh kita untuk melaksanakan perintah sholat, melaksanakan perintah puasa, melaksanakan perintah zakat dan haji, terlebih dahulu Allah menyuruh kita untuk memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini tertuang dalam wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW di gua hira’ yaitu surat Al Alaq ayat 1-5 pada bulan penuh keberkahan yaitu bulan Ramadhan.

اقْرَأْبِاسْمِرَبِّكَالَّذِيخَلَقَ (1) خَلَقَالْإِنسَانَمِنْعَلَقٍ (2) اقْرَأْوَرَبُّكَالْأَكْرَمُ (3) الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَالْإِنسَانَمَالَمْيَعْلَمْ (5)

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5)

Dari wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah, tersirat pesan agar setiap umat membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dalam hadist Rasulullah disampaikan bahwa :

مَنْأَرَادَالدُّنْيَافَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ, وَمَنْأَرَادَالأَخِرَةَفَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ, وَمَن أَرَادَهُمَافَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ

"Barangsiapa yang ingin berbahagia dunia, maka ia harus berilmu pengetahuan; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, maka ia wajib berilmu pengetahuan, dan barang siapa yang ingin berbahagia kedua-duanya, maka ia wajib berilmu pengetahuan". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan spektrum yang demikian luas, ilmu pengetahuan menjadi bekal utama bagi umat Islam untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu selayaknya kita menjadikan Pendidikan sebagai fondasi dengan materi yang mampu terinternalisasi dan lekat di dalam diri setiap umat Islam.

Sehingga hendaknya pendidikan itu memberi warna bukan menyeragamkan, pendidikan itu memberi ruang untuk berkarya, bukan mematikan kreasi, dan yang terpenting pendidikan itu menyenangkan bukan menakutkan, sehingga ilmu pengetahuan dengan mudah dapat terinternalisasi ke dalam diri manusia.

Dimensi yang kedua yaitu Dimensi Ritual

Allah secara tegas menyampaikan bahwa manusia diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam surat Ad Zariyat ayat 56 disampaikan bahwa :

وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالْإِنْسَإِلَّالِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepada Ku”.

Jelas sekali tersurat pesan yang disampaikan Allah bahwa ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya manusia. Setelah manusia dibekali ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan tersebut manusia beribadah kepada Allah SWT yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasaillam bersabda,

“Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika terdapat suatu kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?” Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadist Rasulullah tersebut dapat kita pahami bahwa selain ibadah wajib seperti sholat, puasa, zakat, dan haji, maka segala sesuatu yang kita lakukan diridhoi oleh Allah SWT, maka hal tersebut dinilai sebagai ibadah. Bahkan seorang muslim yang membuang duri di tengah jalan agar manusia lain tidak tertusuk oleh duri tersebut, maka hal itu sudah menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT.

Maka di bulan Ramadhan yang penuh hikmah ini selain melakukan ibadah-ibadah wajib, menjadikan ibadah-ibadah sunnah sebagai prioritas selanjutnya. Sungguh ibadah sunnah tersebut kelak mampu menutupi kekurangan kita dalam melaksanakan ibadah wajib sehingga menjadi paripurna di mata Allah SWT.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement