HARI ini telah memasuki tanggal 6 Syawal 1441 Hijriah. Itu tandanya bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri telah dilalui.
Perasaan sedih tentu menaungi kaum Muslimin karena di bulan suci tersebut segala doa dikabulkan, sedekah diterima, dan kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana nasib puasa yang sudah ditunaikan selama Ramadhan, apakah diterima atau ditolak?
Mengutip dari Sindonews, Jumat (29/5/2020), para salafus-salih pun menerangkan ciri-ciri puasa Ramadhan diterima atau tidak.
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم : ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة و عدم قبولها
Artinya: "Bahwa kembali lagi melakukan puasa pasca-puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah Ta'ala jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan salih setelah itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian ulama: 'Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya'."
Menurut Al Habib Quraisy Baharun, pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shidqu Kuningan, siapa pun yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan setelahnya, maka itulah tanda amalan kebaikan yang pertama diterima.
Sedangkan orang yang melakukan kebaikan lalu setelahnya melakukan keburukan, maka itu tanda tertolak dan tidak diterimanya kebaikannya.