Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bekam, Metode Kesehatan Warisan Nabi Muhammad

Rizka Diputra , Jurnalis-Selasa, 09 Juni 2020 |15:36 WIB
Bekam, Metode Kesehatan Warisan Nabi Muhammad
Terapi bekam warisan Rasulullah SAW (Foto: Shutterstock)
A
A
A

SALAH satu metode kesehatan warisan baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah bekam. Bekam atau dalam bahasa Arab الحجامة disebut al-hijamah dilansir dari laman Wikipedia, ialah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia.

Cara kerja bekam ialah dengan melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib berujar: ''Jibril datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dengan perintah berbekam pada titik al-akhdain (urat leher) dan al-kahil (pundak),'' (Ad-Dailami).

Dalam riwayat lain dari Shuhaib, bahwasanya Rasulullah bersabda: ''Berbekamlah di tengah tengkuk karena hal itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit.''.

Dr. Wahyudi Widada, SKp MKed yang belum lama ini meraih gelar Doktor Program Studi Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, dengan judul disertasi “Mekanisme Penurunan Kolesterol Ldl (Low Density Lipoprotein) Akibat Terapi Bekam Basah Pada Penderita Hiperkolesterolemia” bercerita mengenai alasannya mengangkat penelitian tentang bekam karena ingin menghubungkan ilmu kedokteran dengan ilmu agama.

Baca juga: Abdullah Dzul Bijadain, Sahabat yang Diridhoi hingga Digalikan Kuburnya oleh Rasulullah

“Banyak ayat Alquran yang berhubungan dengan ilmu kedokteran apalagi bekam adalah sunah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW,” kata Wahyudi, dilansir Okezone dari laman Suara Muhammadiyah.

Tukang Bekam

Dirinya mendalami metode bekam sejak tahun 2010 silam, saat mertuanya divonis tumor paru-paru dan diharuskan menjalani operasi. Sampai ada salah satu rekannya yang menyarankan untuk terapi bekam.

Alhamdulillah mertua saya membaik setelah beberapa kali dibekam dan bisa naik haji bahkan sehat sampai sekarang," tuturnya.

Wahyudi menjelaskan, ketika orang mengidap kolesterol, kombinasi pengobatan obat dan bekam akan lebih baik untuk menekan efek samping obat yang akan menimbulkan kerusakan organ tubuh dalam jangka Panjang. Awalnya, dia mengumpulkan relawan dari rekan-rekannya untuk dijadikan objek penelitian.

“Saat itu saya mencari orang perokok berat dengan rentang umur 35-50 tahun yang belum pernah dibekam,” kata dia.

Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah, Disiksa Bertubi-tubi tapi Kokoh pada Kalimat Ini

Dilihat dari hasil tes fungsi paru, orang yang merokok dan tidak merokok memiliki perbedaan yang cukup jauh, terdapat 15 persen kerusakan di dalam aliran darahnya. Setelah rutin dibekam, rekan yang dulu menjadi relawan malah menagih lagi ingin dibekam. Setelah itu, Wahyudi mulai berani memasang tarif lalu mengenalkan pengobatan bekam kepada mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di UM Jember.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement