USTADZ Yusuf Mansur bukan sosok yang asing bagi publik Tanah Air. Ia dikenal sebagai pendakwah kondang, kerap tampil di layar televisi dan diundang sana-sana untuk berceramah. Tapi, perjuangannya untuk mencapai sukses ditempuh penuh liku-liku.
Sebelum sukses seperti sekarang, Yusuf Mansur pernah dua kali masuk penjara karena urusan utang piutang. Ternyata hukuman membuatnya berubah. Setelah bebas, ia berjanji untuk menjadi manusia lebih baik. Mencari nafkah halal dengan berjualan es hingga akhirnya jadi pengusaha sukses.
Baca juga: Kisah Orang Bersedekah Salah Sasaran, Disambangi Malaikat karena Niatnya Ikhlas
"Setelah saya keluar dari penjara, saya menunjukkan kepada orangtua bahwa saya akan jadi the new Yusuf, jadi Yusuf yang baru. Saya tidak mau lagi main proyek, harta-harta yang haram. Saya coba dagang di Terminal Kalideres. Modal Rp14 ribu jadi es kacang ijo 70 bungkus. Es mambo tapi cair," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis dari PPPA Daarul Qur'an, Kamis (25/6/2020).
Namun hari pertama berjualan, dagangannya hanya laku lima bungkus. Tapi ia tidak putus asa, tetap bersyukur dan terus berusaha agar ikhtiarnya itu tidak sia-sia hanya karena esnya hanya terjual sedikit.
"Alhamdulillah dengan segenap pengalaman saya dagang, cuma laku lima. Sisa 65 kantong, padahal ini pakai santen, wah besok bisa celaka nih. Alhamdulillah saya dikasih utangan es balok, saya bawa lah es balok kemudian saya pulang ke rumah. Saya sempetin mampir ngaji. Ternyata topiknya tentang sedekah, dan itu cukup merubah saya saat itu," tuturnya.
Kemudian ia pun mengutip kata-kata Ustadz Basyuni yang mengisi kajian diikutinya saat itu, yaitu; "Kalau lu untung, sedekah biasa. Lu kerja gajian terus sedekah itu juga biasa. Yang hebat, belum untung, sedekah. Kerja, gajian, biasa. Kalau belum gajian, sedekah. Ini yang Allah akan tersenyum".
"Saya praktikan besoknya, 65 kantong yang sudah saya rendem di es balok, pagi-paginya saya rubah cara dagang saya. Orang kan biasanya sedekahnya after ya, saya before. Saya kumpulin lima anak, saya bilang, "Nih doain abang, abang mau dagang" lima kantong saya kasih tuh. Satu kantong Rp500 perak kan," katanya.
Tapi sampai waktu menunjukan pukul 12.00 dagangannya belum ada yang laku. Adzan Dzuhur pun berkumandang, Yusuf saat itu lebih memilih sholat dan menyimpan termos dagangannya di depan pintu musala.
Baca juga: Kisah Unik Wanita Masuk Islam karena Operator 911
Setelah selesai Sholat Dzuhur, ia melihat termosnya kosong dan semua dagannya habis karena diduga diambil jamaah yang mereka pikir es kacang hijau itu gratis.
"Ternyata saya salah naro di depan pintu. Jadi orang dateng masuk ambil, orang keluar juga ambil. Begitu saya keluar sholat, kosong. Copot jantung saya, Ya Allah saya salah naro ini. Dianggapnya gratis ini.”
"Eh ada orang dari sebelah kanan musholla bilang, "Mas dzikirnya lama amat sih. Saya tuh yang jagain es kamu. Coba diitung dalemnya berapa mudah-mudahan cukup". Saya itung tenyata isinya Rp55 ribu. Harusnya 60 kali Rp500 perak kan Rp30 ribu. Tapi ternyata saya ngantongin Rp25 ribu keuntungan dari sedekah. Skor akhirnya jadi Rp55 ribu," katanya.