Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Reaksi Beragam Atas Diizinkannya Adzan Berkumandang di Jerman

Saskia Rahma Nindita Putri , Jurnalis-Rabu, 22 Juli 2020 |18:43 WIB
Reaksi Beragam Atas Diizinkannya Adzan Berkumandang di Jerman
Salah satu masjid di Jerman (Foto: spiegel)
A
A
A

Sebuah khotbah Jumat di website Ditib menyampaikan bahwa kumandang adzan yang ditiadakan membuat jiwa para umat muslim merasa terganggu dan terasa tak sempurna. Altuğ mengatakan bahwa organisasi nasional juga merekomendasikan anggoataya untuk anggotanya untuk mendekati masalah ini dengan hati-hati.

"Tetangga yang baik adalah hal yang berharga bagi kita," kata Altuğ.

Menurutnya, panggilan publik untuk beribadah ini juga ada hubungannya dengan batin dan perasaan pemeluk agamanya. Dalam Piagam Islam, dinyatakan sebuah kebijakan oleh Dewan Pusat Muslim di Jerman (ZMD) tentang hubungan antara muslim dan negara serta masyarakat, di mana badan ini mengatakan akan menyambut pemberian izin untuk panggilan adzan melalui pengeras suara di Jerman.

"Namun, kami lebih suka menahan permintaan ini untuk saat ini dan menyerahkannya kepada masjid setempat untuk memutuskan bagaimana mereka ingin mengatasinya," ujar Ketua ZMD Aiman Mazyek.

Ia mengatakan, suasananya seakan terlalu dibebankan pada saat ini dan bahwa orang-orang dari sayap kanan menggunakan perdebatan atas panggilan adzan ini sebagai propaganda dan memicu adanya kehawatiran dalam agama. Ia menambahkan, bahwa sudah terlalu banyak masalah yang mengaitkan agama Islam dieksploitasi oleh para ekstremis.

Perdebatan juga meluap mengenai izin untuk melakukan adzan di Kota Herford. Beberapa minggu yang lalu, kota tersebut memberikan izin kepada masjid setempat, yang dioperasikan oleh Ditib, untuk melaksanakan seruan adzan.

Namun, politisi lokal dari partai alternatif sayap kanan untuk Jerman (AFD) kemudian mengkritik, dengan alasan pemberian izin itu menunjukkan Islamisasi yang telah berkembang semakin jauh di Jerman.

Dikatakan bahwa setiap hari Jumat, seseorang yang melawan dan tak setuju atas kumandang adzan mengatakan bahwa dirinya bukanlah esktremis sayap kanan maupun kiri, namun dengan tega mencoba menenggelamkan muazin. Ia mengatakan bahwa panggilan adzan itu panggilan untuk menyerukan kekhalifahan di Jerman. Pria ini sudah dengan jelas terbukti mengganggu kebebasan beragama.

Masih dengan pelaku yang sama, dilaporkan oleh koran lokal Westfalen-Blatt bahwa pria tersebut pernah diketahui menyembunyikan bel yang kemudian disita polisi karena mengganggu ketenangan. Selain itu, ia juga pernah dikecam karena sikapnya yang secara sengaja membenturkan sendok ke pot.

(Rizka Diputra)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement