Share

Cerita di Balik Pemilihan Warna Kain Kiswah Penutup Kakbah

Ade Naura, Jurnalis · Kamis 23 Juli 2020 15:07 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 23 614 2250951 cerita-di-balik-pemilihan-warna-kain-kiswah-penutup-kakbah-NovtqCASSo.png Kain kiswah penutup Kakbah. (Foto: SPA/Arabnews)

PADA Rabu 22 Juli 2020 kain Kiswah diserahkan oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dan Gubernur Makkah Khalid Al Faisal kepada salah satu penjaga Kakbah yaitu Saleh bin Zain Al Abidin Al Shaibi. Kiswah akan dipasang pada 9 Dzulhijjah seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam serta sahabatnya.

Kisahnya dahulu setelah menaklukkan Kota Mekkah pada tahun ke-9 hijriah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menutup Kakbah dengan kain dari orang-orang Yaman sebagai persembahannya atas haji terakhir beliau.

Baca juga: Kiswah Kakbah Diangkat Penanda Musim Haji Dimulai 

Kiswah selalu diganti setiap tahunnya saat pelaksanaan ibadah haji. Tepatnya setelah para jamaah mendatangi Padang Arafah untuk mempersiapkan ibadah selanjutnya di esok hari yaitu bertepatan dengan Idul Adha.

Kepala Pengurus Dua Masjid Suci di Makkah mengangkat bagian bawah kiswah sekira 3 meter dan menutupi bagian yang terangkat dengan kain putih. Hal ini dilakukan sebagai pencegahan dan untuk meningkatkan kebersihan serta keselamatan kiswah. Hal ini juga dilakukan agar tidak mudah dirusak.

Memudarnya warna dari penutup Kakbah tersebut sudah terlihat seiring berjalannya waktu. Dahulu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menutupnya dengan kain bergaris merah dan putih dari Yaman. Sementara Sahabat Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, dan Usman bin Affan menutupnya dengan kain putih. Lalu Ibnu Al Zubayr menutupnya dengan kain brokat merah.

Di era Abbasid, Kakbah ditutupi dengan kain putih dan terkadang kain merah. Sementara Sultan Seljuk menutupinya dengan brokat kuning. Kalifah Al-Nassir dari Abbasid mengubah warna kiswah menjadi hijau, kemudian brokat hitam. Warna inilah yang dipakai sampai sekarang.

"Kakbah ditutupi dengan warna kain yang berbeda-beda tergantung situasi era pada saat itu. Terkadang warna putih, merah, hitam," ungkap Dr Fawaz Al Dahas, direktur Pusat Sejarah Makkah, dikutip dari Arab News, Kamis (23/7/2020).

Qubati adalah jenis kain terbaik yang digunakan untuk menutupi Kakbah yang dibawa dari Mesir. Kain dari Yaman juga dikenal memiliki kualitas kain yang baik untuk menutupi Kakbah saat itu.

Terdapat berbagai alasan mengapa warna kain kiswa berganti-ganti. Awalnya memakai warna putih karena merupakan warna yang paling cerah, tetapi tidak tahan lama. Lama-kelamaan berubah warna karena menjadi kotor dan rusak karena para jamaah haji menyentuhnya. Maka itu, digantilah dengan brokat berwarna hitam dan putih. Juga Shimla, kain yang dipakai untuk tenda-tenda di Arab.

Baca juga: Kisah Nabi Ismail Ditinggal Ayahnya di Lembah Tandus hingga Bangun Kakbah 

Al Dahas menambahkan bahwa jenis-jenis kain yang digunakan untuk kiswah tergantung kemampuan finansial di masa tertentu. Perspektif orang-orang memengaruhi perubahan terhadap warna kiswah. Diubah dengan ditutupi dengan brokat merah dan kain qubati. Kemudian antaa seperti permadani atau musouh yaitu semacam kain juga.

"Dari waktu ke waktu kiswa selalu berubah-ubah jika ada kain baru yang tersedia. Ini selalu terjadi semenjak era kekalifahan Rashidun, Ummayah, dan Abbasid," jelas Al Dahas.

Kain kiswah penutup Kakbah. (Foto: SPA/Arabnews)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Warna hitam menjadi pilihan untuk kiswah di akhir kekalifahan Abbasid. Sebab warna ini bertahan lama dan tetap terlihat bersih jika disentuh para pengunjung, jamaah, dan orang-orang dari seluruh dunia.

Dengan berlanjutnya aktivitas umrah, kiswah dinaikkan sedikit ke tengah Kakbah untuk menjaga dan mencegah orang-orang menyentuhnya.

Baca juga: 3 Tempat yang Membuat Doa Mustahil Menjadi Terkabul 

Kain kiswah penutup Kakbah. (Foto: Istimewa/Arabnews)

Salah satu buku sejarah menjelaskan bahwa orang pertama yang menutupi Kakbah adalah Tubbaa Al Humairi, seorang raja dari Yaman. Beliau menutupi Kakbah sebelum masuk era keislaman dan memasuki Kakbah dengan sopan.

Para ahli sejarah Kakbah mengatakan bahwa Al Humairi menutupi Kakbah dengan kain tebal yang disebut khasf dan maafir. Kemudian menjadi salah satu nama kota di Yaman yaitu Maafir. Lalu ia menutupinya lagi dengan kain tipis yang disebut rabitah dan wasael, kain bergaris merah dari Yaman.

Penerus dari Al Humairi mengunakan kulit dan qubati untuk menutupi Kakbah yang merupakan salah satu sikap keagamaan dan kehormatan. Ketika kiswah digelarkan pada Kakbah dan terlihat berat, akan diangkat atau dibagi dua.

Ahli sejarah mengatakan bahwa Rasulullah-lah umat Islam pertama yang menutupi Kakbah dengan kain qubati, kain putih yang berasal dari Yaman.

Baca juga: Arab Saudi Keluarkan Protokol Kesehatan Haji, Jamaah Dilarang Sentuh Kakbah 

Kain kiswah penutup Kakbah. (Foto: Istimewa/Arabnews)

Laporan mengatakan, ketika penaklukan Kota Makkah, Rasulullah menyimpah kiswah yang lama dari era politeis dan tidak menggantinya hingga seorang wanita membakarnya sambil mencium kiswah. Baru setelah itu ditutupi dengan kain dari Yaman.

Para raja dan sultan Islam kemudian merawat dan menjaga Kakbah dengan menutupinya menggunakan kain.

Pada era Arab Saudi, kiswah mendapat perhatian publik. Di mana negara Islam, salah satunya Mesir, terus mengirim kiswah selama berabad-abad.

Seorang penemu dari Arab Saudi, Raja Aziz, memberikan arahan untuk mendirikan sebuah tempat untuk memproduksi kiswah. Tempat ini dibangun di permukiman Ajyad dekat Makkah, tidak jauh dari Masjidil Haram. Ini adalah tempat pertama yang didedikasikan untuk menenun kiswah sejak Kakbah ditemukan di era pra-Islam sampai sekarang.

Baca juga: Nabi Muhammad Mendamaikan Suku yang Berebut Meletakkan Hajar Aswad 

Kain kiswah penutup Kakbah. (Foto: Istimewa/Arabnews)

Tempat ini merupakan pabrik yang pertama kali membuat kiswah di Makkah, Arab Saudi. Tempat produksi kiswah kemudian berpindah ke Umm Al Joud yang memiliki peralatan dan mesin canggih untuk memproduksi kiswah-kiswah.

Raja Salman telah membuat keputusan untuk mengganti nama Kaaba Kiswa Factory menjadi King Abdul Aziz Complex for the Kaaba’s Kiswa.

Adanya desinilasi dalam departemen ini adalah untuk membersihkan air agar kain serta teksturnya berkualitas. Juga bertujuan mencuci kain sutra yang sudah diwarnai. Kain sutra untuk kiswah ini diwarnai dengan warna hitam dan hijau untuk kain bagian luar dan dalam kiswah. Di kain juga dijahitkan dengan ayat-ayat Alquran menggunakan benang emas dan perak.

Sebanyak 16 sabuk diproduksi untuk mengelilingi Kakbah dengan ayat-ayat Alquran tertulis. Enam buah untuk mengikat bawah Kakbah, 4 untuk sudut-sudut Kakbah, 12 lampu untuk di bawah Kakbah, 5 untuk di atas sudut Hajar Aswad, dan tirai di luar pintu Kakbah.

Baca juga: Viral Burung Pipit Cium Kakbah saat Lockdown, Warganet Doakan Kebaikan 

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini