Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Cinta Abdurrahman kepada Laila, Berlebihan Berakhir Derita

Riyadi Akmal , Jurnalis-Jum'at, 24 Juli 2020 |02:17 WIB
Kisah Cinta Abdurrahman kepada Laila, Berlebihan Berakhir Derita
Ilustrasi tanah Arab. (Foto: Freepik)
A
A
A

CINTA sebuah kata yang tidak asing didengar, baik di kalangan muda-mudi ataupun orangtua. Cinta telah hadir sejak zaman Nabi Adam Alaihissalam diciptakan, dan kemudian diciptakanlah Hawa sebagai pasangan hidup.

Cinta juga merupakan fitrah alami manusia. Tanpa keberadaan cinta, perasaan manusia terasa hampa dan kosong. Banyak orang terinspirasi dan pengorbanan karena cinta, namun terkadang cinta juga membawa kesengsaraan bagi mereka yang merasakannya.

Baca juga: Tak Sholat Jumat Gegara Ketiduran, Berdosa Gak Sih? 

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin juga mengenal dan menghargai adanya cinta, setiap muslim diwajibkan mencintai Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Dikutip dari Muslim.or.id, Jumat (24/7/2020), para ulama sejarah mengisahkan bahwa pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar Radhiyallahu anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan, bernama Laila bintu Al Judi.

Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman. Maka sejak hari itu Abdurrahman mabuk kepayang, tidak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga, Abdurrahman sering kali merangkaikan bair-bait syair untuk mengungkapkan jeritan hatinya.

Akibat begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab Radhiyallahu anhu merasa iba. Sehingga tatkala mengutus pasukan perang untuk menundukkan Negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya jika Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman.

Subhanallah, takdir Allah setelah kaum Muslimin berhasil menguasai Negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahman pun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar maka Laila yang telah menjadi tawanan perang pun segera diberikan kepada Abdurrahman.

Impian Abdurrahman benar-benar kesampaian. Begitu cintanya kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapat perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lain mengadukan perilaku Abdurrahman kepada Aisyah istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Baca juga: Mencari Hidayah Cukup dari Alquran dan Hadis, Ini Buktinya 

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata, "Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya yang bagaikan biji delima?"

Akan tetapi tiba-tiba Laila ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya jatuh sehingga giginya selalu terlihat. Sejak itulah cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar.

Tidak kuasa menerima perlakuan ini, Laila pun mengadukan sikap suaminya ini kepada Aisyah. Mendapat pengaduan Laila ini, maka Aisyah segera menegur saudaranya itu dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

Artinya: "Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang hendaknya engkau pilih, engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya, karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahman pun memulangkan Laila kepada keluarganya." (Tarikh Damaskus oleh Ibnu 'Asakir 35/34 dan Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement