Dalam menetapkan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, jamaah Naqsabandiyah memutuskan dalam rapat bersama berdasarkan hasil hisab atau penghitungan dan rukyat yakni melihat bulan secara langsung yang dipimpin oleh ulama tarekat ini. Mereka tidak berpatokan pada sidang isbat Kementerian Agama.
"Kita rapat di Surau Baru lalu ditetapkan, perhitungannya begitu," ujar Erizon.
Setelah meyakini tanggal awal Ramadhan, jamaah Naqsabandiyah akan berpuasa 30 hari penuh, kemudian hari berikutnya baru merayakan Idul Fitri. Dari tanggal itu sudah dipastikan kapan perayaan Idul Adha.
(Salman Mardira)