PENDUDUK muslim di Jepang saat ini berjumlah 200 ribu jiwa. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerja atau tenaga asing yang masuk ke negara tersebut. Namun sayangnya, makam yang dikhususkan bagi umat Islam belum dapat diterima secara luas di sana.
Warga muslim di Jepang yang meninggal dunia kerap kesulitan mencari tempat untuk dimakamkan, karena prosesnya bukan dikremasi seperti yang dilakukan di Jepang. Melainkan harus dikubur dan menyatu dengan tanah.
Serta kebanyakan dari mereka (muslim) yang meninggal di Jepang harus dipulangkan, dan dimakamkan ke negara asalnya. Salah satunya adalah seorang pria (57) asal Pakistan yang tinggal di Sapporo, di mana ia merasakan sulitnya memakamkan saudara muslimnya di Negeri Sakura ini.
"Dibutuhkan uang, waktu, dan upaya untuk dimakamkan di negara asal saya, dan itu tidak realistis," katanya seperti dilansir dari laman Japan Today, Selasa (4/8/2020).
Baca juga: Sunah Rasulullah Terbukti Ilmiah, Makan-Minum Sambil Duduk Ternyata Lebih Sehat
Menurut Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, pemerintah pusat belum menetapkan peraturan pemakaman dan memberikan wewenang ke pemerintah kota untuk membuat aturan terkait proses penguburan jenazah muslim. Pada 2018 lalu, lebih dari 99 persen jenazah di Jepang dikremasi.
Kemudian Japan Islamic Trust mentakatan, Jepang sama sekali tidak memiliki kawasan pemakaman khusus muslim di wilayah Tohoku timur laut atau di barat wilayah Chugoku.
"Jenazah seringkali harus dipindahkan ke kuburan yang jauh, yang dapat merusak jenazah atau mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi," kata Direktur Jenderal Kepercayaan, Qureshi Haroon.
Salah satu dari tujuh kawasan adalah pemakaman biasa di Hokkaido di kota pantai Yoichi. Tapi Yoichi Reien hanya menawarkan ruang yang sangat terbatas untuk pemakaman, di mana hanya empat hingga lima ruang bebas.