Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berdakwahlah dengan Lemah Lembut, Jangan Takut Dicela

Putri Aliya Syahidah , Jurnalis-Kamis, 13 Agustus 2020 |13:19 WIB
Berdakwahlah dengan Lemah Lembut, Jangan Takut Dicela
ilustrasi (stutterstock)
A
A
A

TEKNOLOGI informasi yang ada sekarang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai hal termasuk ibadah. Dengan gadget misalnya, orang bisa mencari pahala. Caranya adalah menggunakan alat komunikasi itu untuk membangun bersilaturahmi atau menyebarkan pesan kebaikan.

Setiap kebaikan atau dakwah disebar melalui teknologi media sosial, maka itu akan membawa pahala baginya, walau pun orang yang menerima pesan mengacuhkannya. Nah, jika pesan kebaikan itu diamalkan oleh orang lain, maka penyebarnya akan mendapatkan pahala setara dari orang yang mengamalkannya itu.

Baca juga: Dianjurkan Perbanyak Ibadah di Hari Kamis, Pintu Surga Terbuka Lebar

Jadi, jangan pernah takut menyebarkan kebaikan dan kebenaran, meski ditanggapi dengan celaan oleh orang lain. Yang perlu dipahami, berdakwah harus dengan lemah lembut seperti diajarkan Rasulullah, tanpa memaksa.

“Orang yang cinta kepada Allah, dan Allah cinta kepada dirinya, maka ia tidak akan takut terhadap celaan orang yang dicela kalau memang dia berada di atas kebenaran,” ujar pendakwah Ustadz Abdullah Roy yang dikutip dalam sebuah ceramahnya, Kamis (13/8/2020).

“Seseorang yang berdakwah harus didasarkan oleh ilmu, dan diiringi kelemah lembutan karena kelemah lembutan tidak ada dalam seseorang kecuali menghiasi dirinya. Hingga hikmahnya akan memudahkan manusia ke dalam agama Islam, mengikuti sunah Rasulullah.”

Saat berdakwah kepada kaum musyrikin, Rasulullah kerap mendapatkan cacian, hinaan, lemparan batu, dan hendak dibunuh oleh sekelompok orang yang mengingkari ajarannya.

Tetapi Nabi Muhammad tidak membalasnya dan sabar dalam menghadapi mereka. Sehingga, tetap menjalankan amanah yang diwahyukan Allah untuk seluruh umatnya walau banyak pertentangan dan luka fisik yang dialaminya.

Allah berfirman dalam Alquran surat Yunus (10) : 65, “Dan janganlah engkau (Muhammad) sedih oleh perkataan mereka. Sungguh, kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Nurfahma Yoni (35), aktivis Penyalur Bantuan untuk Anak Yatim memaparkan, bagaimana sikap manusia dalam menanggapi komentar yang menyakitkan hati.

“Pertama, tarik nafas yang dalam lalu istighfar sebanyak–banyaknya. Kedua, coba kembali berpikir logis apakah yang mereka komentari itu sesuai dengan kebenaran atau tidak. Kalau benar walau 30%, jadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi diri,” katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement