Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tahun Baru Islam, Momentum Hijrah dari Wabah Corona

Rizka Diputra , Jurnalis-Kamis, 20 Agustus 2020 |10:56 WIB
Tahun Baru Islam, Momentum Hijrah dari Wabah Corona
Seorang jamaah haji sedang berdoa dengan memakai masker (Foto: Twitter/@ZDadone)
A
A
A

HARI ini umat Islam seluruh dunia memperingati tahun baru 1 Muharram 1442 Hijriah dalam suasana penuh keprihatinan.

Hal itu juga terjadi di Indonesia. Semuanya akibat wabah pandemi virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan dampak pada hampir semua sendi kehidupan manusia.

Kita tidak pernah tahu sampai kapan wabah virus corona akan berakhir, karena sampai sekarang vaksin dan obatnya belum juga ditemukan.

Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Ustadz Faozan Amar mengatakan, sekalipun Indonesia bukan negara Islam, tapi nilai ajaran agama Islam mewarnai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Hal ini karena, pertama, secara yuridis, konstitusional kita menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal 29 UUD 1945)," kata dia dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Kamis (20/8/2020).

Baca juga: Jaga Wudhumu, Insya Allah Terlindung dari Covid-19

Kedua, secara sosiologis kata dia, umat Islam merupakan mayoritas di negeri ini yang jumlahnya mencapai 87,18 persen (BPS, 2010) dan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk pemeluk Islam terbesar di dunia.

Ketiga, pemerintah telah menetapkan hari besar semua agama sebagai hari libur nasional. Sehingga diperingati oleh umat masing-masing umat sesuai dengan agama yang dianutnya, termasuk oleh negara.

Begitupun dengan peringatan tahun baru Hijriah, secara kultural setiap tahun dilaksanakan mulai dari Istana Negara sampai ke balai desa, kantor kelurahan, dari Masjid Istiqlal sampai masjid jami’ di desa.

"Masyarakat muslim juga merayakannya dengan penuh kegembiraan sesuai dengan tradisi di daerahnya masing-masing, sekalipun sekarang ini banyak yang ditiadakan untuk mencegah terjadinya penularan wabah. Sehingga hal itu dapat menjadi modal sosial yang positif dalam membangun kohesivitas di tengah kebhinnekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," terangnya.

Mengutip sambutan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi dalam menyambut tahun baru Hijriah kali ini, ada beberapa makna penting dalam peringatan tahun baru Hijriah. Pertama, hijrah mengingatkan umat pada sikap istiqamah atau teguh pendirian Nabi Muhammad untuk tetap berjuang menyebarkan Islam meski menghadapi rintangan, hambatan dan ancaman.

Kedua, hijrah cermin kecerdasan pemikiran Nabi Muhammad dalam perjuangan dakwahnya, menyebarkan agama Islam yang rahhmatan lil alamin (QS. Al Anbiya: 107). Ketiga, hijrah bermakna berpindah dari keadaan yang tidak atau kurang baik, ke keadaan yang lebih baik.

"Mari peringati tahun baru Islam dengan penuh syukur. Manfaatkan kehadirannya untuk terus berusaha hijrah menjadi manusia, bangsa dan umat yang lebih baik. Mari hijrah dari berbagai kepurukan akibat dampak wabah covid-19, ke perbaikan yang telah dirancang untuk dilaksanakan bersama-sama. Semoga cita-cita Indonesia maju segera terwujud," ucap Ustadz Faozan.

Apa yang dipesankan Menag menurutnya, sangat relevan dan kontekstual dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini yang masih bergelut dengan wabah pandemi Covid-19. Karena itu, agar sebagai pribadi dan keluarga tidak tertular virus corona yang masih terus mewabah, maka peringatan tahun baru Hijriah harus dijadikan momentum bagi kita semua untuk hijrah dari wabah.

(Rizka Diputra)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement