Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aisyah Ungkap Bagaimana Rasulullah Tidur, Mata Terpejam Tapi Hatinya Tidak

Vitrianda Hilba Siregar , Jurnalis-Selasa, 01 Desember 2020 |04:40 WIB
Aisyah Ungkap Bagaimana Rasulullah Tidur, Mata Terpejam Tapi Hatinya Tidak
Rasulullah mempunyai akhlak yang begitu mulia. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Setiap orang butuh tidur, butuh istirahat untuk menghimpun kembali tenaga. Namun bagaimana dengan tidurnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam (SAW).

Apakah sama tidur Rasulullah SAW dengan manusia lain pada umumnya.Dalam hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu Anh:

Dikutip dari buku " 165 Kebiasaan Nabi" pada Selasa (1/12/2020) disebutkan:

Baca Juga: Tugas Ayah kepada Anak Gadisnya Tak Hanya Pendidikan, Juga Carikan Jodoh Soleh

"Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,'Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur dulu sebelum sholat witir?'Rasulullah berkata, 'Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, namun hatiku tidak tidur'," (HR: Muttafaq Alaih)

Maksud dari tidak tidurnya hati Rasulullah SAW yaitu hati beliau tidak pernah lalai meskipun dalam keadaan tidur. Sehingga beliau selalu dapat bangun tepat pada waktu yang beliau inginkan.

Baca Juga: Ingin Mensucikan Hati dan Memperbaiki Akhlak, Silahkan Baca 6 Doa Ini

Atau bisa juga dimaksudkan sebagaimana zhahirnya hadis, bahwa hati beliau memang tidak tidur, yakni senantiasa dalam keadaan bangun dan kekhususan ini hanya dimiliki oleh beliau dan tidak ada seorang pun mampu melakukannya, selain hanya berusaha semampu mungkin agar sadar di bawah pengawasan Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT).

Jadi, tidur Nabi memang agak berbeda dengan orang lain pada umumnya. Dan itu adalah keistimewaan beliau selaku utusan Allah SWT yang mengemban risalah-Nya. Dari sisi mata yang terpejam, tidur beliau memang sama dengan kita, yakni sama-sama terpejam.

Akan tetapi, dari sisi hati, beliau berbeda dengan kita. Karena jika kita tidur, maka tidurlah jiwa dan raga kita, temasuk hati. Kita benar-benar pulas dalam tidur dan tidak sadar dengan apa yang terjadi pada diri kita. Sedangkan Nabi, hati beliau dalam keadaan selalu terjaga dan tidak turut terlena dalam tidur.

Baca Juga: Di Balik Kisah Nabi Adam, Ada 2 Permintaan Iblis Menjadi Ujian Manusia

Mungkin, hal ini sama kasusnya dengan kebiasaan beliau yang sering puasa wishal, di mana beliau diberi makan dan minum oleh Allah SWT dalam tidurnya. Dan pada keesokan harinya, beliau sanggup menyambung puasanya dari hari sebelumnya tanpa berbuka sedikitpun.

Selanjutnya, sekiranya hal ini termasuk dalam kebiasaan Rasulullah SAW, maka ini adalah suatu kekhususan yang hanya dimiliki oleh beliau hanya seorang dan tidak dimiliki orang lain

Sehingga kita pun tidak dapat mencontoh beliau dalam hal ini, selain hanya berusaha semampu mungkin agar kita dapat mengatur volume tidur secara teratur. 

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement