JAKARTA - Hal yang masuk akal jika aib seseorang tidak ingin diketahui oleh orang. Maka menutupi aib seseorang adalah kebaikan.
Sementara pengertian aib secara bahasa adalah cacat dan kekurangan. Jamaknya adalah uyub. Sesuatu yang memiliki aib, dalam bahasa Arab disebut Ma'ib.
Baca Juga: Apa Arti Qadarullah dan Kenapa Harus Diucapkan?
Nabi Muhammad Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) memerintahkan umatnya agar menutupi aib saudaranya sebagaimana pesan beliau dalam hadis berikut:
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR Muslim No 4692)
Apa hikmah Hadis di atas? Dai lulusan Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadis, Ustaz Rikza Maulan dikutip pada Selasa 29/12/2020) mengatakan, setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kekhilafan, siapapun dia. Karena tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang sempurna, yang tidak pernah luput dari salah dan dosa.
Baca Juga: Raja Iblis Puji Bala Tentara Ini karena Berhasil Membuat Suami Istri Cerai
"Termasuk diri kita sendiri. Betapa pun kita melihat sempurnanya diri kita, disana terlihat banyak aib, cacat dan cela. Hanya Allah yang Maha Sempurna, yang tiada pernah memiliki setitik cela," kata Ustaz Rikza.
Sebagaimana kita suka jika saudara kita memaafkan, memaklumi dan menutupi cela kita, maka merekapun juga sama. Senang jika dimaafkan, dimaklumi dam ditutupi cela dan aibnya.