Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dzikir Pagi, Amalan Ibadah untuk Mengawali Hari

Dian Ayu Anggraini , Jurnalis-Selasa, 16 Februari 2021 |04:30 WIB
Dzikir Pagi, Amalan Ibadah untuk Mengawali Hari
Sayiddul Istigfhar bagian utama dari dzikir pagi dan petang. (Foto:Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Dzikir pagi merupakan salah satu amalan ibadah untuk mengawali hari. Dzikir dilakukan dengan menyebut lafadz-lafadz pujian untuk Allah SWT.

Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa waktu yang paling utamanya adalah pagi dan petang, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Ahzab ayat 42-43. Dzikir pagi sangat dianjurkan untuk menambah keimanan dan pahala. 

وَّ سَبِّحُوۡهُ بُكۡرَةً وَّاَصِيۡلًا هُوَ الَّذِىۡ يُصَلِّىۡ عَلَيۡكُمۡ وَمَلٰٓٮِٕكَتُهٗ لِيُخۡرِجَكُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ

Artinya: “Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”

Baca Juga: Beragam Fitnah yang Akan Terjadi di Akhir Zaman

Dzikir pagi bisa dibaca saat memasuki waktu subuh hingga terbit matahari.

Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya "Kumpulan Doa dari Al Quran dan As Sunnah yang Shahih" memberikan panduan untuk dzikir pagi, sebagai berikut.

Dimulai dengan membaca Istigrafar sebanyak 3 kali, kemudian dilanjutkan dengan.

Pertama:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

“Allahumma Antassalaam wa minkassalaam. Tabaa rokta yaa dzaljalaali wal ikroom”

Baca Juga: Viral, Pria Ini Tetap Khusyuk Sholat meski Fukushima Dihantam Gempa 7,1 M

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah (3x). Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Maha Suci Egkau wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan." (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.)

Kedua:

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya: “Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan” (HR. Bukhari no.6615, Muslim no.593).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement