JAKARTA - Bulan Safar dianggap bulan penuh kesialan adalah mitos dan kalimat penuh kebodohan. Bulan Safar memiliki keutamaan tersendiri.
Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah setelah Muharram. Dalam bahasa Arab, Safar artinya kosong.
Ini berawal dari kebiasaan orang Arab ketika zaman dulu, pada bulan tersebut mereka meninggalkan rumah sehingga menjadi kosong.
Baca Juga: Ketika Jenazah Bisa Bicara, Apa yang Disampaikan?
Selain itu, terdapat mitos bulan Safar menjadi bulan penuh kesialan. Ada juga yang menyebutkan, Safar diambil dari nama sebuah penyakit dipercaya oleh orang Arab jahiliyah. Penyakit tersebut menyerang perut hingga terasa sakit karena ada ulat besar besar yang bersarang di dalamnya.
Namun cerita tentang bulan Safar yang dianggap jadi bulan kesialan terus berkembang. Padahal ini semua hanyalah mitos. Dari Abu Hurairah R.A bahwasanya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Baca Juga: Viral Presiden Erdogan Sholat di Penitipan Sandal, Netizen: Masya Allah Pemimpin Idaman
“Tiada kejangkitan dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safar,” kemudian seorang badui Arab berkata, ‘Wahai Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, unta-unta yang ada di Padang Pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh seekor unta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor unta betina yang berkudis tersebut ?’. Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat unta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin kepada Okezone belum lama ini mengatakan, beberapa ulama berpendapat bahwa Allah telah menurunkan penyakit pada bulan Safar. Hal tersebut bersamaan dengan kepercayaan orang Arab sejak dulu.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran