Oleh karena itu Allah pun menumbuhkan uban di kepala kekasih Allah Subhanahu wa ta’ala itu. Melihat adanya uban di kepalanya Nabi Ibrahim sebenarnya sedih. Namun semua itu ia terima dengan ikhlas karena apa yang terjadi kepadanya, termasuk tumbuh uban adalah kehendak dari Allah.
"Nabi Ibrahim bertanya 'Ya Allah apakah ini uban?'. Kemudian Allah menjawab pertanyaan kekasihnya itu: 'Benar, itu tanda kewibawaan dan kebijaksanaan' dan Ibrahim malah meminta ditambahkan kewibawaannya itu," tuturnya.
Kisah ini juga diceritakan dalam salah satu riwayat hadist, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:
كام ابراهيم أول من ضيف الضيف وأول الناس كَانَ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ النَّاسِ ضَيَّفَ الضَّيْفَ وَأَوَّلَ النَّاسِ اخْتَتَنَ وَأَوَّلَ النَّاسِ قَصَّ الشَّارِبَ وَأَوَّلَ النَّاسِ رَأَى الشَّيْبَ فَقَالَ يَا رَبِّ مَا هَذَا فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَقَارٌ يَا إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ يَا رَبِّ زِدْنِي وَقَارًا
Artinya: "Ibrahim adalah orang pertama yang menjamu tamu, orang pertama yang berkhitan, orang pertama yang memotong kumis, dan orang pertama yang melihat uban lalu berkata: Apakah ini wahai Tuhanku? Maka Allah berfirman: kewibawaan wahai Ibrahim. Ibrahim berkata: Wahai Tuhanku, tambahkan aku kewibawaan itu." (HR. Bukhori dalam Al-Adabul Mufrod 120, Imam Malik dalam Al-Muwatto’ 9/58).
(Vitrianda Hilba Siregar)