اَاشَّهاَدَةُ سَبْعٌ سِوَى اَلْقَتْلُ فىِ سَبِيْلِ اللهِ : اَلْمَطْعوُنُ شَهِيْدٌ وَالْغَرَقُ شَهِيْدٌ وَصاَحِبُ ذَاتِ الِجَنْبِ شَهِيْدٌ وَالْمَبْطُوْنُ شَهِيْدٌ وَصاَحِبُ الْحَرِيْقُ شَهِيْدٌ وَالَّذِيْ يَمُوْتُ تَحْتَ الْهَدَمِ شَهِيْدٌ والمَرْئَةُ تَمُوْتُ بجمع شَهِيْدٌ
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh. Mati karena thoun (wabah) syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, dan wanita yang mati karena melahirkan syahid“.
Tiga macam mati syahid
A. Syahid dunia akhirat.
Inilah derajat syahid yang tertinggi, syahid yang sempurna, sebagaimana dinyatakan ayat 74 Surat An Nisa tersebut di atas.
Baca Juga: Sarapan Pagi yang Sehat Ala Ustaz Zaidul Akbar
“Yaitu orang yang terbunuh ketika berperang di jalan Allah, dalam membela agama Islam, dengan niat yang ikhlas, tidak ada unsur riya
Syahid seperti ini, jenazahnya tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan. Jnazahnya langsung dikuburkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika dia gugur.
B. Syahid akhirat
Yaitu tujuh golongan orang yang meninggal sebagaimana dijelaskan hadits riwayat Abu Dawud nomor 3111 tersebut di atas.
Termasuk (yang pertama) orang yang mati karena penyakit thoun atau wabah yang sedang melanda sekarang. Mereka tetap harus dimandikan, dikafani, dishalatkan dan dikuburkan. Tentu harus sesuai dengan protap yang dikeluarkan ahli medis.