Firman Allah ﷻ,
﴿وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِن شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ﴾
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: ‘Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja?’ Mereka menjawab, ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri’.” (QS. Ibrahim: 21)
Melanir laman Firanda com pada Sabtu (28/8/2021) para ahli tafsir ketika membahas ayat ini, mereka terbagi menjadi dua pendapat tentang apakah permintaan orang-orang lemah terhadap orang-orang yang menyombongkan diri dalam ayat ini murni permohonan atau ejekan? Banyak dari ahli tafsir menyebutkan bahwa permohonan tersebut adalah ejekan. Permohonan orang-orang lemah tersebut merupakan istifham inkari ‘pertanyaan untuk penafian’, artinya mereka mengejek orang-orang sombong yang menjadi sebab mereka masuk neraka bahwa mereka sedikit pun tidak bisa menanggung azab mereka. Intinya, kalau benar maksud dari pertanyaan mereka adalah untuk istifham inkari, maka tentu ini adalah bentuk penghinaan bagi kaum yang menyombongkan diri, yang dahulunya mengaku bahwa akan menolong dan menyelamatkan mereka, namun saat ini mereka tidak memiliki kekuasaan sedikit pun.
Para ahli tafsir yang berpendapat bahwa pertanyaan orang-orang lemah itu merupakan istifham inkari beralasan bahwa orang-orang lemah tersebut sudah tahu bahwasanya masing-masing akan disiksa dan tidak akan menanggung siksaan orang lain. Sehingga, pertanyaan mereka tersebut maksudnya adalah mengejek dan penghinaan, karena saat itu orang-orang yang menyombongkan diri tidak bisa menanggung azab orang-orang yang lemah sedikit pun.
Apa jawaban orang-orang yang menyombongkan diri?
﴿لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ﴾
“Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”
Artinya, meskipun orang-orang lemah ini mengejek dan menghina mereka, atau mereka semuanya bersabar, atau bahkan mereka semua meronta-ronta, maka itu semua tidak akan mengubah kondisi mereka, karena bagi mereka tidak ada jalan sedikit pun untuk dikurangi azabnya, dan tidak ada jalan keluar sedikit pun dari azab tersebut.
Kemudian, disebutkan oleh para ahli tafsir bahwa ketika pertengkaran mereka tidak memberikan faedah bagi mereka, mulailah mereka mengadu kepada setan (Iblis). Maka setan pun menjawab mereka dengan berkhutbah di atas mimbar yang terbuat dari api.