Ayat ini menggambarkan bagaimana penghuni neraka antara satu umat dengan umat lainnya saling melaknat dan saling melemparkan tuduhan setiap kali masuk satu umat ke dalam neraka. Tatkala mereka seluruhnya sudah saling bertemu, antara yang diikuti dan yang mengikuti, maka yang belakangan masuk neraka mengadu kepada Allah ﷻ bahwasanya mereka tersesat karena umat sebelum mereka. Di sini, seakan-akan mereka meminta untuk dikurangi azabnya dan dipindahkan azab tersebut kepada kaum yang menjadikan mereka sesat, atau kaum tersebut ditambahkan azab baginya. Permintaan seperti ini tentunya permintaan yang wajar, karena demikianlah orang yang kecewa terhadap orang lain, mereka pasti akan mencurahkan kekecewaannya.
Namun apa kata Allah ﷻ? Mereka semua akan ditimpakan azab yang berlipat ganda. Tidak hanya bagi yang menyesatkan, yang disesatkan pun juga akan ditimpakan azab yang berlipat ganda. Sungguh ini perkara yang menyedihkan lagi menghinakan, di mana mereka meminta azab ditambahkan kepada kaum yang menyesatkan mereka, namun ternyata mereka pun dapat tambahan azab dari Allah ﷻ.
Ketika itu, yang menyesatkan juga akan berkata kepada kaum yang merasa disesatkan, bahwasanya tidak ada yang utama di antara mereka, sehingga mereka sama-sama diberi azab yang berlipat ganda. Seakan-akan mereka menyalahkan kaum yang merasa disesatkan bahwasanya kesesatan mereka itu disebabkan kesalahan mereka sendiri karena mengikuti kesesatan mereka. Mereka pun mengejek kaum yang merasa disesatkan dengan berkata,
﴿فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ﴾
“Maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al-A’raf: 39)
Intinya, para penghuni neraka akan saling mengejek satu sama lain, yang belakangan datang mengadu kepada Allah ﷻ terhadap kaum yang lebih dahulu masuk ke dalam neraka, namun ternyata mereka pun diberikan siksaan yang berlipat ganda. Akhirnya, yang kaum yang lebih dahulu masuk ke dalam neraka pun akhirnya mengejek kaum yang belakangan. Tentunya, selain siksaan fisik, apa yang akan mereka alami ini juga menjadi siksaan mental yang sangat menyedihkan.
3. Pertengkaran antara orang zalim dengan setan
Hal ini Allah ﷻ gambarkan dalam surah Ibrahim. Allah ﷻ berfirman,
﴿وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِن شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ، وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَانٍ إِلَّا أَن دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنفُسَكُم مَّا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنتُم بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ﴾
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: ‘Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja?’ Mereka menjawab, ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri’. Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu’. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 21-22)