Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Amal Salih yang Pahalanya Terus Mengalir meskipun Sudah Meninggal

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 12 Oktober 2021 |17:07 WIB
7 Amal Salih yang Pahalanya Terus Mengalir meskipun Sudah Meninggal
Menggali sumur salah satu amal salih yang pahalanya terus mengalir. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

KEMATIAN adalah hal yang pasti bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Maka itu, ketika hidup di dunia haruslah melakukan berbagai amal salih yang bisa menjadi bekal pahala di akhirat kelak.

Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, Selasa (12/10/2021), Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengungkapkan bahwa orang yang sudah meninggal dunia terputus dari amalan salih, dan menunggu hari hisab yang tidak diketahui hasilnya. Mereka hanya ditemani amalnya ketika di dunia.

Baca juga: Bacaan Amalan Sunah Zikir Petang Hari Ini, Selasa 12 Oktober 2021 

Ia mengatakan, dalam suasana demikian, ternyata ada beberapa orang yang kebaikannya terus mengalir. Jasad mereka bersemayam dengan tenang di alam kubur, namun balasan pahalanya terus mengalir.

Ustadz Ammi melanjutkan, pahala mereka terus berdatangan, padahal terdiam dalam kuburnya, menunggu datangnya hari kiamat. Sungguh masa pensiun yang sangat indah dan tidak bisa terbeli dengan dunia seisinya.

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Artinya: "Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) Orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) Orang yang mengalirkan sungai (yang mati), (3) Orang yang membuat sumur, (4) Orang yang menanam kurma, (5) Orang yang membangun masjid, (6) Orang yang memberi mushaf Alquran, dan (7) Orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat." (HR Al Bazzar dalam Musnadnya 7289, Al Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al Albani menilai hadis ini hasan)

Baca juga: Alquran dan Sains: Nyamuk Tanda Kebesaran Allah Ta'ala, Miliki Zat Pembius hingga 6 Belalai 

1. Mengajarkan ilmu pengetahuan

Hal yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat, yang mengantarkan seseorang mengenal agama dan Rabb-nya. Ilmu yang menjadi petunjuk seseorang ke jalan yang lurus. Ilmu yang mengenalkan jalan hidayah dan jalan kesesatan. Ilmu yang mengajarkan mana yang haq dan mana yang batil. Mana yang halal dan mana yang haram.

Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan seorang ulama yang memberi nasihat kepada umat. Para dai yang ikhlas memberika pencerahan bagi umat. Hingga Imam Ahmad pernah memuji ulama seperti orang yang menghidupkan masyarakat yang telah mati hatinya. Dalam pengantar bukunya Ar-Rad ala Jahmiyah:

الحمد لله الذي جعل في كل زمان فترة من الرسل بقايا من أهل العلم يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى يحيون بكتاب الله الموتى ويبصرون بنور الله أهل العمى فكم من قتيل لإبليس قد أحيوه وكم من ضال تائه قد هدوه فما أحسن أثرهم على الناس وأقبح أثر الناس عليهم

"Segala puji bagi Allah yang menjadikan generasi ulama sebagai pejuang di masa fatrah dari para rasul. Mereka mengajak orang yang sesat menujuk jalan petunjuk, bersabar terhadap setiap gangguan dari masyarakat. Mereka menghidupkan manusia yang mati hatinya dengan Kitabullah dan membuat bisa melihat orang yang orang buta agama dengan cahaya Allah. Betapa banyak korban iblis yang dia hidupkan, dan betapa banyak orang sesat dalam kebodohan yang mereka tunjukkan jalan hidayah. Sungguh indah kiprah mereka di tengah masyarakat, namun sungguh buruk sikap masyarakat yang tidak memahami hak mereka kepada ulama." (Ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah, hlm 6)

Ketika orang yang berilmu wafat, maka ilmu mereka pun tetap kekal di tengah-tengah masyarakat. Di saat jasad mereka tertanam di tanah kuburan, pahala mereka tetap bermunculan. Para ulama mengatakan:

يموت العالم ويبقى كتابه

"Saat ulama pergi, buku-buku mereka tetap kekal abadi."

Baca juga: Ini Hukum Jasa Titip Menurut Syariat Islam 

Apakah ini juga berlaku untuk ilmu dunia?

Pertanyaan ini pernah disampaikan kepada Imam Ibnu Utsaimin. Beliau menjawab:

الظاهر أن الحديث عام ، كل علم ينتفع به فإنه يحصل له الأجر ، لكن على رأسها وقمتها العلم الشرعي ، فلو فرضنا أن الإنسان توفي وقد علم بعض الناس صنعة من الصنائع المباحة ، وانتفع بها هذا الذي تعلمها فإنه ينال الأجر ، ويؤجر على هذا

"Secara teks hadis, ilmu di sini sifatnya umum, semua ilmu yang bermanfaat, bisa mendatangkan pahala. Hanya saja yang paling bermanfaat adalah ilmu syariah. Andai ada orang yang wafat, dan dulu dia pernah mengajarkan tentang keterampilan yang mubah, dan itu bermanfaat bagi orang yang diajari, maka dia mendapatkan pahala dan juga diberi pahala untuk memberikan ilmu semacam ini." (Liqaat Bab al-Maftuh, 117/16)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement