ABU Nawas selalu menghadirkan kisah lucu yang menimbulkan gelak tawa. Seperti dalam cerita dirinya dengan tahanan seumur hidup ini.
Dikutip dari laman NU Online, Ahad (26/12/2021), berawal dari sahabat Abu Nawas bernama Daras bercerita seminggu lalu Raja memberi potongan hukuman bagi para tahanan. Semua tahanan mendapat potongan setengah dari masa hukuman yang harus dijalani.
Baca juga: Abu Nawas Bangun Istana di Langit Pakai Layangan, Raja pun Kegirangan
Untuk tahanan yang dihukum 10 tahun tinggal menjalani hukuman 5 tahun. Bila seorang tahanan dihukum 20 tahun, jadi 10 tahun saja.
"Terus masalahnya apa?" tanya Abu Nawas kepada Daras sambil melahap makanannya.
"Masalahnya begini, karena ada tahanan yang dihukum seumur hidup (sampai sang tahanan tersebut meninggal), artinya kan harus ditentukan berapa lama sisanya ia akan dihukum?
Baca juga: Abu Nawas Dilarang Naik Keledai, tapi Kok Malah Gelantungan di Perutnya?
"Padahal, tidak ada yang tahu kapan seseorang itu meninggal. Tidak ada yang tahu berapa lama umur seseorang itu," jelas Daras.
"Oh begitu? Berat juga masalahnya kalau begitu. Tapi, beri saya waktu 10 menit saja, saya habiskan dulu makanan saya," ucap Abu Nawas.
Sambil makan, tampak Abu Nawas berpikir serius. Setelah habis makanannya, wajah Abu Nawas terlihat ceria, pertanda punya pemecahan masalah tersebut.
"Menurut saya begini saja, masalah ini bisa diselesaikan dengan konsep persamaan," kata Abu Nawas enteng.
Baca juga: Sakit Rahang, Abu Nawas Berobat ke Tabib tapi Malah Dibilang "Bagus"
"Oh ya, bagaimana?" tanya Daras yang sesungguhnya ahli matematika itu.
"Karena persamaan itu menurutmu berarti seimbang, atau keseimbangan, masalah pemotongan masa hukuman tersebut ya mudah saja diselesaikan,” ucap Abu Nawas.
"Caranya?" ujar Daras yang terus bertanya penasaran.
Baca juga: Aneh! Abu Nawas Girang Gagal Dapat Jabatan Tinggi dari Raja, Kenapa Ya?
"Begini caranya, supaya orang yang dihukum seumur hidup itu dapat potongan hukuman setengah masa hidupnya, cara menghukumnya begini saja, sehari ia dipenjara, sehari ia dibebaskan. Begitu seterusnya hingga ia meninggal. Seimbang bukan, seperti persamaan," pungkas Abu Nawas.
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)