Sang adik yang tidak mau ketinggalan juga menjadi salah satu murid yang belajar di PBM Azzahra Dompet Dhuafa. Berhubung pembangunan PMB Azzahra yang terus berjalan seperti Masjid Azzahra dan asrama bagi santri perempuan, Lyvia harus bersabar untuk menjadi santri yang bermukim di sana. Hal itu tidak menyurutkan semangat Lyvia untuk terus mengejar cita-citanya menjadi seorang ustazah, dirinya setiap hari datang ke PBM Azzahra Dompet Dhuafa ditemani sang kakek sepulang berkebun.
"Nanti kalau sudah dijadi asramanya, Lyvia mau coba mondok juga seperti abang dan bisa bertemu sama teman-teman. Tapi karena baru ada untuk laki-laki jadi Lyvia ngajinya pulang pergi diantar ayah (Junaidi)," tutur Lyvia.
Perkembangan yang sangat pesat dari Lyvia dan Aldhi membuat Junaidi larut dalam haru kebahagiaan. Siapa yang menyangka, kedua cucunya yang tumbuh tanpa asuhan orang tuanya mampu menjadi pribadi positif dan membanggakan bagi keluarga. Aldhi bahkan bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan di Timur Tengah untuk lebih memperdalam tentang ajaran Islam. Lahirnya PBM Azzahra Dompet Dhuafa menjadi tonggak penting bangkitnya kembali harapan Lyvia dan Aldhi untuk terus menggapai cita-cita mulia yang mereka miliki.
"Hanya satu hal yang membuat saya terus semangat untuk belajar dan belajar di sini kak, saya ingin memperlihatkan pada banyak orang kalau saya yang besar tanpa kedua orang tua mampu berprestasi dan membanggakan. Setelah lulus dari sini saya ingin mengejar beasiswa ke Timur Tengah kak, doakan ya," ungkap Aldhi di PBM Azzahra Dompet Dhuafa.
(Amril Amarullah (Okezone))