GEMPA besar bermagnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Selasa 6 Desember 2022, pukul 13.07 WIB. Gempa ini berpusat di laut, tepatnya 284 kilometer sebelah barat daya Jember.
Terkait musibah ini, agama Islam sudah lama menjelaskan bahwa gempa merupakan bentuk peringatan dari Allah Subhanahu wa ta'ala kepada umat manusia. Allah Ta'ala memberi sinyal bahwa manusia janganlah berbuat maksiat atau kerusakan, kemudian segera bertobat kembali ke ajaran Islam.
Jadi gempa bukan sekadar fenomena alam. Gempa merupakan sebuah tanda kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala atas segala hal. Allah Ta'ala juga yang menjadikan pergerakan lempeng bumi hingga terjadi gempa.
Terjadinya gempa ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam kitab suci Alquran:
ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ
Artinya: "Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti." (QS Al Isra: 59)
Ketika gempa mengguncang, ada amalan yang bisa dilakukan umat Islam. Berikut ini penjelasannya, seperti diungkapkan Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi, dikutip dari Muslim.or.id:
BACA JUGA:Gempa Jember M6,2 Terasa hingga Wilayah Gunung Semeru, Warga Berhamburan
1. Tobat kepada Allah Ta'ala
Sesungguhnya peristiwa gempa akan membuahkan bertambahnya iman kaum Muslimin, memperkuat hubungannya dengan Allah Subhanahu wa ta'ala. Manusia harus sadar bahwa musibah gempa tidak lain adalah peringatan akibat dosa-dosa berupa kesyirikan, kebid'ahan, serta kemaksiatan. Malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dengan tobat dari manusia.
Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah menjelaskan, "Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, tobat, dan berserah diri kepada Allah."
BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini Selasa 6 Desember 2022M/12 Jumadil Awal 1444H
2. Banyak berdzikir, istighfar, dan berdoa kepada Allah Ta'ala
Imam Syafi’i mengatakan, "Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih."
Sementara Imam As-Suyuthi menjelaskan, "Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan azab, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
Artinya: "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (QS Ash-Shoffat (37): 143–144)
Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
Artinya: "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (QS Al Anfal (8): 33)
Ayat ini menunjukkan ada dua hal yang bisa melindungi manusia dari azab. Pertama, kehadiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar serta meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi Muhammad telah meninggal dunia.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News